Selamat Datang Sobat NKRI »
Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan periksa banner dan link sobat...!!
Klik di sini untuk melihatnya

Senin, 16 Maret 2009

Cita-Cita Buat Pekerja


Sebagai hambah "Sang Maha Pencipta", turut andil dalam kehidupan ini dan selaku pekerja sudah selayaknya kita turut mengisi hidup yang istimewa ini. Karena hanya waktu dan tempat saja yang membedakan antara kaya dan miskin. Salah satu karunia besar yang diberikan oleh Sang Pencipta diantara ciptaan lainnya adalah akal. Maka pergunakanlah akal tersebut pada hal-hal yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup kita dimasa datang, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain maupun keturunan kita berikutnya.

Salah satu bagian dari akal tersebut adalah cita-cita. Inilah bentuk bangunan tersamar yang pantas kita wujudkan menjadi kenyataan.Tidak salah kalau kita punya cita-cita sebesar apapun sesuai kehendak kita. Toh tak ada aturan yang membatasinya. Dan upayakan sebisa mungkin untuk dapat mewujudkannya. Ada banyak cara untuk hal ini, mulai belajar dengan bertanya sampai pada usaha melakukan dengan memulai dari awal. Tak peduli bagaimanapun bentuknya yang penting tidak melanggar norma agama dan tidak bertentangan dengan aturan yang ada. Apapun caranya cobalah dan tetap melakukan walau selalu gagal. Tak peduli apapun hambatannya jangan pernah menghitung berapa kerugian yang harus dibayar atasnya. Maka pasti akan menemui hasilnya. Tidak salah kalau kita menengok perjalanan hidup Thoms Alfa Edison. Hidup dimulai dari ia dikeluarkan dari sekolah dasar kelas tiga. Sehingga ia harus berjualan asongan disekitar stasiun kereta api, jadi tukang semir sepatu untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Namun yang tak pernah lepas darinya adalah cita-cita. Sampai ia akhirnya dapat meninggalka karya abadinya yamg tersohor. Dimana ia menemukan lampu lisrtik dan mengantarnya sebagai salah satu penemu terbesar dimuka bumi ini. Walaupun sebenanrya cita-cita tersebut harus ia lalui dengan lebih dari seribu kali kegagalan toh akhirnya terwujud juga sampai pada hasil yang diinginkan.

Memang tidak mudah untuk mewujudkan cita-cita seperti membalik telapak tangan. Tantangan dan hambatan sudah pasti menghadang didepan mata. Tak peduli apa kata orang yang, kalimat “hanya sedikit orang yang bia seperti dia”, atau “ buat apa susah-susah, yang penting sudah cukup buat makan” dan sebagainya. Belum hambatan nyata yang datang dari orang dekat yang kita cintai, misalnya tidak mendapat dukungan dari keluarga, jelas itu suatu hal yang harus dihadapi pertama kali. Sebab tidak jarang sebuah ide untuk mewujudkan cita-cita mendapat tantangan pertama dan tidak adanya dana atau tidak mendapat dukungan moral karena ketidakfahaman mereka tentang apa yang dicita-citakan.


0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda disini!

   Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net   Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net  


     

     

  

CommunitY

  ©DESIGNED BY DALVINDO ORLANDO