Selamat Datang Sobat NKRI »
Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan periksa banner dan link sobat...!!
Klik di sini untuk melihatnya

Selasa, 29 Desember 2009

Tips & Trik EKSTRIM Melamar Pekerjaan (2)0

WAWANCARA

Apa yang Harus Anda Bawa ke Wawancara Pekerjaan

Persiapkan dan rapikan semua dokumen yang akan dibutuhkan di saat wawancara pekerjaan. Resume adalah dokumen utama Anda.

Referensi Anda

Penting juga untuk membuat daftar referensi. Persiapkan untuk diberikan pada pewawancara, nama dan alamat 3 orang yang kenal baik dengan Anda dan/atau pekerjaan Anda. Anda harus meminta referen untuk menggunakan nama mereka. Jika perlu, minta teman profesional atau atasan yang dulu untuk menuliskan surat referensi, dan lampirkan dalam resume Anda.

Ketahui Perusahaan Dan Calon Majikan

Pelajari sebisa Anda tentang perusahaan yang mewawancarai Anda. Kunjungi web site perusahaan itu untuk mencari tahu semua tentang perusahaan itu. Coba untuk mencari apa yang mereka lakukan dan konsentrasi kerjanya. Cari tahu untuk siapa Anda bekerja. Ia akan sangat berpengaruh dalam hidup Anda. Pastikan Anda benar-benar ingin bekerja dengan orang itu. Jika bos Anda tidak mengatakan tentang dirinya di wawancara, jangan tanyakan.


Ketahui Berapa Seharusnya Anda Digaji

Ketahui berapa seharusnya Anda digaji untuk kemampuan dan keahlian Anda. Perkirakan sedikit lebih tinggi sehingga perusahaan dapat menawarnya. Jangan terlalu tiggi atau Anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu. Ketahui perkiraan skala gaji untuk perkerjaan itu dan bersiaplah untuk negosiasi gaji.

Kenali diri sendiri

Sangat penting Anda mengenali diri sendiri. Evaluasi apa yang dapat Anda tawarkan untuk perusahaan, apakah itu pendidikan, latihan atau keahlian khusus. Selalu beritahu mereka apa yang dapat Anda lakukan, bukan apa yang tidak dapat Anda lakukan. Ketahui tepatnya tipe pekerjaan apa yang seharusnya Anda lamar dan tipe pekerjaan apa yang Anda inginkan.

Ketahui Pewawancara Anda

Persiapkan diri untuk pertanyaan-pertanyaan pewawancara yang mungkin ditanyakan pada Anda. Anda harus berlatih menjawab pertanyaan yang sering dilontarkan pewawancara. Mintalah seseorang untuk bertanya pada Anda pertanyaan-pertanyaan ini:

- Kenapa Anda ingin bekerja disini?
- Berapa lama Anda ingin bekerja untuk perusahaan ini?
- Kenapa Anda meninggalkan pekerjaan Anda sebelumnya?
- Ceritakan tentang diri Anda?
- Kenapa sekarang Anda tidak bekerja?
- Berapa lama Anda akan tetap tinggal dalam pekerjaan ini tanpa kenaikan jabatan?
- Kenapa kami harus menerima Anda?
- Apakah Anda sedang dalam kondisi kesehatan yang baik?
- Apa yang Anda suka/tidak suka dari pekerjaan sebelumnya?
- Berapa gaji Anda sebelumnya?
- Berapa Anda ingin digaji?
- Kenapa Anda pikir dapat melakukan pekerjaan ini tanpa pengalaman?

Waktu Anda

Pastikan setidaknya Anda datang 10 menit lebih awal dari jadwal pertemuan. Jangan datang terlalu cepat atau terlambat. Beri cukup waktu untuk wawancara--jangan menjadwalkan janji lain yang terlalu dekat dengan waktu wawancara. Waktu Anda dengan pewawancara tidak bisa diganggu.

Penampilan Anda dan Pakaian

Jangan berpakaian terlalu kasual atau terlalu formal untuk wawancara. Pakaian konservatif dengan warna tidak terlalu mencolok. Berpakaian rapi dan bercukurlah untuk pewawancara. Wanita seharusnya memastikan dirinya terlihat sangat rapi. Rambut seharusnya tidak menutupi muka, diatas alis atau diikat kebelakang. Makeup lebih halus. Penampilan Anda sangat penting bagi pewawancara. Jika penampilan Anda buruk untuk pewawancara, ia akan menganggap seperti itulah penampilan Anda pada saat bekerja. Penampilan rapi adalah harus.

Apa yang Harus Dilakukan Pada Saat Wawancara

Ketika Anda berjabat tangan dengan pewawancara, jabat dengan hangat, cukup kuat.Jangan pasif. Terlihat seperti profesional dan bersahabat. Senyum selalu sepanjang wawancara. Pastikan senyum Anda tulus dan tidak berpura-pura. Kontak mata yang baik sangat penting. Jika Anda tidak dapat melihat matanya, lihat diantara matanya. Ini akan kelihatan sama dengan melihat matanya.

Duduk tegak dan terarah pada pewawancara. Ini akan memperlihatkan bahwa Anda sangat antusias dengan apa yang pewawancara katakan. Jangan merokok atau terlihat lesu ketika diwawancara. Jika Anda cukup tegang, cobalah untuk tenang.

Apa yang Harus Dikatakan Pada Saat Wawancara

Jawab pertanyaan pewawancara dengan singkat tapi lengkap. Jangan katakan hal yang tidak penting dan menghabiskan waktunya. Katakan pada pewawancara apa yang Anda harapkan dari pekerjaan Anda dan darinya. Beritahu juga apa yang bisa ia harapkan dari Anda. Tekankan kualifikasi Anda dengan nada positif.

Ketika calon majikan bertanya, tipe seperti apa orang yang Anda inginkan, gunakan informasi ini pada saat Anda mengatakan pada calon majikan tentang kualifikasi Anda. Itu sangat penting mengatakan kepadanya apa yang ingin ia dengar.

Ketika Anda mengatakan pada orang apa yang mereka ingin dengar, mereka mulai setuju dengan Anda. Jangan berlebihan dan jangan berbohong. Gunakan resume untuk mendukung Anda. Jika Anda tidak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan pewawancara, meintalah
pewawancara untuk mengulanginya.

Cobalah bayangkan apa yang ingin diketahui pewawancara tentang Anda. Jika Anda tahu apa yang ia ingin tahu, jawablah persis seperti yang ia inginkan.

Apa yang Jangan Katakan/Lakukan Saat Wawancara

Katakan tentang pekerjaan sebelumnya jika itu membantu Anda. Jangan katakan hal buruk atau mengkritik teman atau pekerja yang lalu. Jika Anda mengatakan hal buruk tentang seseorang, calon majikan Anda dapat mengira akan terjadi masalah dengan Anda.

Jangan katakan hal negatif tentang diri Anda. Cobalah untuk tidak mendiskusikan hal yang pribadi, keuangan atau tempat tinggal kecuali Anda ditanya secara spesifik. Jika pewawancara bertanya dengan cepat dan memusingkan, ia melakukan ini untuk menempatkan Anda pada tekanan.

Tetap kontrol dan jawab dengan tenang. Jangan tidak sabar ketika pewawancara bertanya pada Anda. Tunggu hingga ia selesai dengan pertanyaannya dan jawab dengan lengkap dan tenang. Anda tidak ingin pewawancara berpikir Anda cepat putus asa dengan pekerjaan. Jangan bawa seseorang mengantar Anda ke wawancara--ini membuat Anda kelihatan tidak mandiri.

Di Akhir Wawancara

Jika pewawancara tidak menawarkan Anda pekerjaan di akhir wawanc ara, tanyakan kapan Anda diberi tahu atau kapan Anda dapat menghubungi untuk mencari tahu keputusannya. Jika Anda diminta untuk kembali, tuliskan waktu dan tempatnya. Setelah wawancara berterimakasihlah atas waktunya untuk mewawancarai Anda.

Tanyakan apakah ia tahu perusahaan lain yang mungkin membutuhkan orang dengan kualifikasi Anda. Praktek yang baik adalah juga berterimakasih pada pewawancara dengan surat "terima kasih". Kebanyakan pelamar tidak melakukan ini, ini juga akan mendekatkan Anda dengan pekerjaan.(ersambung)


Sumber : Agus Salim | Buku-Profitable
READ MORE - Tips & Trik EKSTRIM Melamar Pekerjaan (2)

Selasa, 15 Desember 2009

Tips & Trik EKSTRIM Melamar Pekerjaan (1)0

Temukan tips & trik standar hingga tips & trik EKSTRIM untuk
memenangkan persaingan melamar pekerjaan anda.

Message from author… | Saya bukan seorang penulis professional. Saya seorang Internet Marketing tapi apa yang saya ingin sampaikan sangat penting yang membuat saya memutuskan untuk duduk dan menulis eBook ini untuk Anda dengan cara terbaik yang Saya tahu.

Banyak teman-teman Saya yang sedang mencari pekerjaan. Oleh Karena itu saya mulai mengumpulkan informasi tentang cara mencari pekerjaan dari berbagai sumber terutama Internet, saya hanya dapat melakukan itu. Jadi, sekarang saya bisa memberitahu mereka dan Anda sambil duduk dan ditemani secangkir kopi…!

Didalam eBook ini anda akan menemukan tips & trik standar hingga tips & trik EKSTRIM untuk memenangkan persaingan melamar pekerjaan anda. EBook ini ditujukan untuk Anda yang suka mencari pengetahuan baru dan menerapkannya dengan melakukan tindakan – tindakan mengubah hidup!


Oleh: Agus Salim
Buku-Profitable

www.buku-profitable.com

TENTANG EBOOK INI
Beberapa tips & trik dalam eBook ini adalah koleksi yang bersumber dari artikel, milis dan email yang berhubungan dengan melamar pekerjaan.

Copyright tidak termasuk artikel secara individual tapi copyright pada koleksi dalam format ini dan pada bab Tips & Trik EKSTRIM.
eBook ini versi 1.1, released 19 Februari 2007


SEBELUM MULAI MENCARI PEKERJAAN

Kenali Kekuatan/Potensi Diri

Sebelum mulai melamar pekerjaan kenali kekuatan/potensi anda, apakah anda:
1. Think , orang yang menyukai konsep.
2. Check, orang-orang ini cocok untuk posisi audit.
3. Talk, jika anda suka berbicara, anda cocok untuk posisi marketing, penyiar, presenter…
4. Act, apakah anda lebih suka bertindak daripada bicara? anda akan lebih cocok dengan administrasi.

BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN PENCARIAN KERJA

Tahu Apa yang Anda Inginkan

Apa yang Anda inginkan harus benar-benar jelas. Jangan memiliki objek seperti "pekerjaan apa saja." Definisikan dengan spesifik objek atau tujuan Anda. Langkah pertama Anda untuk sukses dalam pekerjaan adalah mengetahui dengan persis apa yang Anda inginkan. Tanyakan pada diri sendiri dan tulis jawabannya di selembar kertas.

Berpikir Positif dan Jangan Takut Salah

Selalu bepikir sukses, tapi bersiaplah untuk hal yang buruk dalam hidup. Kesalahan terjadi untuk kebaikan kita. Tantangan kita adalah melawan rasa takut melakukan kesalahan. Kesalahan adalah guru yang hebat, pelajari kesalahan dengan baik. Ingat, jika anda tidak mengalami kesalahan, anda tidak melakukan apa-apa dan Anda jauh dari kesuksesan.

Jadikan Postif

Ketika anda bersikap "menang, menang, menang", anda akan mulai menang. Ketika anda berpikir positif, semua disekeliling Anda akan menjadi positif. Jika anda menginginkan sesuatu menjadi baik, mereka akan menjadi baik. Anda mengontrol takdir. Takdir TIDAK mengatur Anda.

Percaya Diri

Anda harus percaya diri. Jika anda tidak percaya pada diri sendiri, orang tidak akan mempercayai Anda. Orang mengagumi dan menghargai orang yang percaya diri. Anda bahkan akan lebih mengagumi dan menghargai diri sendiri. Jika Anda ragu akan diri anda sendiri, orang lain juga akan ragu terhadap Anda.

Bertindak Adalah Kuncinya

Lakukan apapun yang ingin Anda lakukan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan. Berkomitmenlah untuk bertindak. Jangan menunda-nunda, mulai sekarang. Satu-satunya cara untuk sukses adalah jika Anda bertindak sekarang. Anda harus bertindak melakukan serangan penuh di waktu fajar jika Anda ingin mewujudkan mimpi anda. Rencanakan ide Anda hari ini.

Bayangkan Pekerjaan Baru Anda

Bayangkan pekerjaan yang anda inginkan. Katakan pada diri sendiri seberapa ingin anda dengan pekerjaan itu dan apakah anda senang melakukan pekerjaan itu. Mimpi anda akan menjadi kenyataan. Ketahui apa yang Anda impikan. Bayangkan sukses dalam pikiran anda sebaik mungkin hingga seperti nyata.

Gigih

Gigih untuk melakukan yang lebih baik. Apapun pekerjaan bernilai adalah melakukan pekerjaan bernilai lagi dan lagi dan lagi. Jangan berhenti dari target anda. Coba terus dan anda akan sukses. Tak ada seorangpun berhasil pada saat pertama kali melakukan. Coba terus dan terus dan jangan berhenti hinga Anda mendapat yang Anda inginkan. Tidak ada jalan untuk kembali.

Itu Akan Membayar Anda

Tak ada makan siang gratis. Jika anda menginginkan sesuatu, anda harus membayarnya. akan menjadi sukar untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan, tapi itu akan menjadi sangat bernilai ketika anda melewati kesukarannya dan sukses. Hal terbaik dalam hidaup adalah sesuatu yang sulit.

Orang Lain Dapat Membantu Anda

Orang akan membantu anda untuk mendapat apa yang anda inginkan. Tidak akan pernah mudah melakuk annya sendirian. Orang dapat mengajari anda dan membantu anda menjadi pribadi yang lebih baik. Dengarkan orang lain... Anda akan belajar dari mereka. Jika seseorang menolong Anda, jangan lupa beri mereka penghargaan.

Tuntut Lebih Banyak

Ketika anda menuntut lebih banyak, anda akan mendapatkan lebih banyak. Pengharapan anda dari orang lain dan diri sendiri akan menjadi kenyataan jika anda berharap itu akan menjadi kenyataan. Apa yang anda harapkan untuk menjadi kenyataan, itu akan terwujud. Jika anda berusaha keras, anda akan mulai melihat hasilnya. Tuntut dan anda akan menerimanya.

DIMANA MENCARI LOWONGAN PEKERJAAN

Koran Lokal
Jika anda ingin bekerja di kota anda. Anda bisa menemukan lowonga pekerjaan di iklan lowongan kerja di koran lokal di kota anda.


Internet
Di internet anda bisa menemukan ribuan lowongan pekerjaan baik lokal, nasional, maupun interntasional. anda bisa menggunakan search engine di www.google.com atau www.yahoo.com dengan menggunakan keyword: “lowongan kerja”, “karir” atau “jobs”

Atau Anda bisa mengunjungi web site khusus ini:

www.karir.com
Indonesia's leading career management and job search portal. A total-solution venue for starting and building a career, benefiting both employers offering...

www.informasikerja.com
Ditujukan baik untuk anda, pelamar yang ingin mendapatkan informasi lowongan kerja secara lengkap, ataupun perusahaan yang ingin...

jobsdb.com atau id.jobsdb.com (Indonesia)
JobsDB is the largest Interactive Recruitment Network across Asia - Australia, China,Hong Kong,India,Indonesia,Korea,Malaysia,Philippines,Singapore...

http://jobindo.com
Indonesia Jobs Online, Portal Lowongan Kerja Online dan bursa tenaga kerja Indonesia...

www.lowongan.info
Bursa bagi para pencari pekerjaan di Indonesia dan sekaligus tempat bagi perusahaan yang sedang mencari karyawan, silahkan posting disini!

MILIS LOWONGAN KERJA

Milis Lowongan Kerja Terbesar di Indonesia yaitu Indonesia Head Hunter dengan Jumlah Lowongan Kerja per hari mencapai lebih dari 50 buah dan member mencapai 81.000 orang.

Jika anda tertarik, silahkan kirimkan email kosong
ke:indonesia_headhuntersubscribe@yahoogroups.com atau browsing
ke:http://finance.groups.yahoo.com/group/indonesia_headhunter/

DEPARTEMEN TENAGA KERJA

Bagi anda yang ingin berkarir di instansi pemerintahan, anda bisa menemukan informasi
lowongan pekerjaan di sini.


LAIN-LAIN

Anda mungkin dapat menemukan lowongan pekerjaan yang cocok di bursa tenaga kerja. Beberapa perguruan tinggi mungkin memiliki bursa kerja tersendiri atau job center, Anda bisa cek di kampus Anda.(Bersambung)


Note :
100% Buku-Profitable!

Anda sekarang memiliki dan dapat mendistribusikan eBook “pekerja keras” ini!

Anda dapat mencetak, mendistribusi-kan atau menjual kembali dengan harga terserah Anda (disarankan Rp. 19.000) dan simpan 100% keuntungannya! atau Anda diperbolehkan untuk meng- upload ke website anda untuk meningkatkan traffic dengan memberikan eBook ini secara cuma -cuma. atau terserah anda.

Tetapi anda harus ingat bahwa anda dilarang memodifikasi eBook ini
dengan jenis atau bentuk apapun.
READ MORE - Tips & Trik EKSTRIM Melamar Pekerjaan (1)

Jumat, 23 Oktober 2009

LULUSAN SMA YANG JADI PENGUSAHA SUKSES1

Meski hanya lulusan sekolah menengah atas, Arifdiarto Ambar Wirawan (35) atau yang akrab disapa Kelik berhasil menjadi pengusaha sukses. Usaha geplak dan peyek tumpuk yang sudah digelutinya selama 10 tahun ini mampu meraih omzet hingga Rp 60 juta per bulan.

Dengan margin 30 persen, Kelik bisa menyisakan keuntungan sekitar Rp 18 juta per bulan. Nilai yang luar biasa bagi pengusaha di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Meski sudah sukses, ia belum merasa puas. Penambahan cabang gerai baru di kota lain menjadi obsesinya ke depan.

Kelik membuka usaha geplak dan peyek tumpuk bersama istrinya, Sri Kasih (32), di Jalan Wahid Hasyim, Bantul. Toko berukuran 5 x 8 meter itu berdampingan dengan rumah tempat tinggalnya sekaligus lokasi produksi. Dulu, toko itu hanya berupa bangunan bambu, tetapi kini sudah berkembang menjadi bangunan permanen dengan desain lebih menarik.

Dalam sehari, Kelik membutuhkan sekitar 2,5 kuintal gula pasir untuk membuat geplak. Untuk peyek tumpuk, ia butuh sekitar 50 kilogram kacang dan 25 kilogram tepung beras per hari. Untuk membantunya berproduksi, ia mempekerjakan 20 tenaga kerja.

Apa istimewanya geplak buatan Kelik. Menurut dia, ia hanya menggunakan gula asli tanpa pemanis sehingga rasa manisnya lebih mantap. Tak heran jika geplak yang dijual seharga Rp 16.000 per kilogram itu laris manis. ”Kalau bentuknya hampir sama produk milik orang lain, tetapi dari segi rasa, konsumen bisa membedakannya,” katanya.

Untuk membuat geplak, ia memakai kelapa, gula, dan aroma sesuai selera. Proses pembuatan geplak diawali dengan pemarutan kelapa lalu santannya ditempatkan di kuali dan dicampur dengan gula kemudian diaduk. Setelah dinaikkan ke tungku sekitar 4 jam, lalu diturunkan dan diberi aroma, olahan itu kemudian dibentuk dan diangin-anginkan selama 10 menit.

Menurut Kelik, produknya yang dinilai istimewa adalah peyek tumpuk. Sesuai dengan namanya, peyek tersebut dibuat dengan cara menyusun sehingga membentuk rangkaian peyek. Berbeda dengan peyek pipih yang dimasak dengan satu kali penggorengan, peyek tumpuk digoreng selama tiga kali.

Pertama, penggorengan dimaksudkan untuk membuat susunan peyek. Setelah terbentuk susunan, peyek dipindahkan ke penggorengan kedua. Pada penggorengan pertama, nyala api harus kuat agar efek panasnya tinggi. Tujuannya supaya kacangnya bisa lekas matang. Di penggorengan kedua, nyala api justru lebih kecil karena tujuannya supaya peyek secara keseluruhan bisa matang. ”Kalau apinya terlalu besar, bisa gosong,” ujar bapak tiga anak ini.

Sebelum masuk ke penggorengan terakhir, peyek terlebih dahulu diangin-anginkan selama semalam. Tujuannya supaya peyek benar-benar renyah dan gurih. Peyek tersebut dijual seharga Rp 32.000 per kilogram. Untuk proses pengapian, ia memanfaatkan tempurung kelapa.

”Untuk membuat peyek dan geplak, dalam sehari saya butuh sekitar 750 butir kelapa. Kalau tempurungnya tidak saya manfaatkan kan sayang. Hitung-hitung, ongkos produksi bisa ditekan, apalagi harga gas dan minyak tanah sudah sangat mahal,” katanya.

Ide pembuatan peyek tumpuk sebenarnya berasal dari mertuanya yang kebetulan bernama Mbok Tumpuk. Sebagai menantu, Kelik berhasil meningkatkan usaha mertuanya dengan tetap mempertahankan nama Mbok Tumpuk sebagai identitas produknya.

Menurut Kelik, membuka usaha di bidang makanan awalnya tergolong susah. Karena belum dikenal masyarakat, biasanya penjualan masih minim. Kalau tidak kuat, si pengusaha bisa saja memutuskan untuk berhenti.

”Bagi saya, usaha butuh konsistensi. Meski awalnya tidak laku, saya harus terus berproduksi. Saya tidak boleh menyerah. Konsistensi juga faktor utama untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan,” paparnya.

Selain konsistensi, lanjut Kelik, faktor kejujuran juga memegang peranan penting. Kepada pembeli, ia selalu menginformasikan soal masa kedaluwarsa produknya. Kalau waktunya tinggal sedikit, ia menyarankan pembeli tidak mengambilnya, apalagi jika peyek atau geplak tersebut akan dibawa ke luar kota.

Kelik hanya menjual geplak dan peyeknya di toko sendiri. Ia sengaja tidak menitipkannya ke toko-toko lain meski banyak permintaan. Ia khawatir bila dititipkan, harga dan kualitas tidak bisa terkontrol. ”Bisa saja di toko lain produk kami dijual sangat mahal. Mereka juga bisa saja menjual produk kedaluwarsa. Kalau sudah begitu, citra kami pasti hancur,” katanya.

Ia berharap bisa membuka gerai sendiri di kota-kota besar. Dengan pengendalian sendiri, ia yakin usahanya bisa maju karena semuanya lebih terkontrol. Sampai sekarang saja, Kelik bersama istri masih terlibat langsung dalam proses peracikan bumbu.

”Jangan terlalu percaya dengan karyawan. Semuanya harus kami monitor selama kami masih sanggup,” ujarnya.


Sumber: Kompas - Pramono 'Pakde' Dewo
READ MORE - LULUSAN SMA YANG JADI PENGUSAHA SUKSES

Selasa, 13 Oktober 2009

Penjual Tempe0

Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, tempat tinggal seorang ibu penjual tempe . Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lakukan sebagai menyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang.

“Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. ” demikian dia selalu memaknai hidupnya.

Suatu pagi, setelah salat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe , dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atas meja panjang. Tapi…….deg !! dadanya gemuruh. Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, sebagian berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan, dan modal membeli kacang, yang akan dia olah kembali menjadi tempe.

Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, ditengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. “Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe . Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku…”

Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya. Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe . Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung. Dadanya gemuruh.

Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan… dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang “memproses” doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. “Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan doaku…”

Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan… belum jadi. Kacang itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut.

“Keajaiban Tuhan akan datang….pasti, ” yakinnya. Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, “kehendak” Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe tempenya. Berkali-kali dia dia memanjatkan doa… berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya. Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu.

“Pasti sekarang telah jadi tempe !” batinnya. Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan… dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi. Kecewa, airmata menitik di keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi?

Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk. Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar… merasa sendirian. Allah telah meninggalkan aku, batinnya. Airmatanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan… esok dia pun tak akan dapat makan.

Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan “teman-temannya” sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat. Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya.

“Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya??” Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. “Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe ….”

Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. “Jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe ….”
“Bagaimana Bu ? Apa ibu menjual tempe setengah jadi ?” tanya perempuan itu lagi. Kepanikan melandanya lagi. “Duh Gusti… bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?” ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat, pembaca ?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi ! “Alhamdulillah! ” pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli. Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. “Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?”

“Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya, si Sulhanuddin, yang kuliah S2 di Australia ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi, saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Oh ya, jadi semuanya berapa, Bu ?”

Sahabatku, ini kisah yang biasa bukan ? Dalam kehidupan sehari-hari, kita acap berdoa…..dan “memaksakan” agar …..Allah memberikan apa yang menurut kita paling cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa. Padahal, Allah paling tahu apa yang paling cocok untuk kita. Bahwa semua rencananya adalah sempurna..

Wallahu’alam Bishshawaab…..
NB : Nama asli Maman adalah iman wahyu ardiansyah sekarang beliau ada di PT. CJI pasuruan.
Sumber : Copy paste dari milis tahajud.
READ MORE - Penjual Tempe

Sabtu, 03 Oktober 2009

ANAK ELANG....! (Kisah Inspiratif)0

Pada zaman dahulu hiduplah seorang petani di sebuah desa di lereng bukit. Namanya Kusno. Kusno mempunyai sebidang sawah yang cukup luas, yang sedang ditanami padi. Setiap hari ia selalu pergi pagi dan pulang pada sore hari untuk merawat padi-padinya. Selain bertani Kusno juga mempunyai beberapa hewan peliharaan, seperti ayam, kambing dan sapi. Ayamnya sudah mencapai puluhan ekor, ada yang kecil, besar, ada yang bertelor dan ada juga yang sedang mengeram. Kambingnya baru beranak, sedang sapinya berjumlah 5 ekor.

Suatu sore ketika Kusno dalam perjalanan pulang, ia menemukan sebutir telur dipematang sawah yang biasa ia lalui. Diambil dan diamatinya telur tersebut sambil bertanya dalam hati “Telur apa ini, ya..? Kok bentuk dan ukurannya agak beda ya...dengan telur ayam dirumah? ….punya siapa?” .. Setelah beberapa saat ia mengamati dan berpikir, kemudian dia memutuskan untuk membawa pulang telur tersebut. Sepanjang perjalanan, Kusno terus berpikir...”Mau saya apakan telur ini ya...? Digoreng lalu dimakan atau ditetaskan saja biar hewan peliharaanku tambah banyak?”

Akhirnya ketika sampai dirumah, Kusno memutuskan untuk menaruh telor tersebut dierami oleh seekor induk ayam. Setelah 21 hari mengerami, akhirnya semua telor-telor yang dierami menetas. Termasuk telor yang ditemukan Kusno di sawah.

Setelah sekian waktu hidup dalam asuhan induk ayam, mulailah nampak perbedaan antara anak ayam dengan anak dari telor yang ditemukan di sawah. Ternyata telor yang ditemukan Kusno adalah telor burung elang. Maka anaknya namanya anak elang.

Sang induk ayam memperlakukan anak-anaknya sama semua. Bagaimana cara mencari makan, berlari-lari dll semuanya serba mengikuti ayam. Termasuk anak elang tersebut berpolah tingkah sebagaimana yang dia lihat dari induk maupun dari sesama saudaranya.

Pada suatu hari, datanglah bayangan terlihat terbang memutar-mutar disekitar induk dan anak-anak ayam tersebut. Sang induk dengan paniknya berteriak mengumpulkan anak-anak ayam untuk memberi perlindungan. Anak elang melihat kejadian tersebut, melihat ada hewan yang bisa terbang berputar kemana-mana kemudian dia berpikir ”alangkah enaknya dia... bisa terbang kemana-mana... andai aku bisa seperti dia...”

Singkat cerita, anak elang tersebut menjadi dewasa....kemudian tua dan akhirnya mati dalam kondisi yang tidak berubah...masih seperti ayam.

Sahabat-sahabatku, Kadang kita tidak menyadari bahwa kita sesungguhnya punya kemampuan yang luar biasa, sesungguhnya kita dapat menjadi orang yang bukan seperti saat ini.. Jika saat ini kondisi ekonomi (penghasilan) kita pas-pasan bahkan kurang.....itu karena kita mempunyai pikiran seperti elang. Kita berpikir bahwa kita ya...hanya seekor ayam, padahal sesungguhnya kita adalah elang.

Pola pikir dan lingkungan kitalah yang akhirnya membentuk dan menjadikan kita seperti saat ini. Kita bukan ayam dan juga bukan elang, kita adalah manusia yang dikaruniai akal. Dengan akal, kita mampu berpikir dan bertindak untuk meraih apapapun untuk kesuksesan hidup kita.


Selamat berkarya, salam sukses selalu.....!
Pramono 'Pakde' Dewo(dari tulisan tetangga sebelah)
Untuk anggota JADI PENGUSAHA ??... SIAPA TAKUT !
READ MORE - ANAK ELANG....! (Kisah Inspiratif)

Minggu, 27 September 2009

Bloging Bisa Membantu Mendorong Karier0

Ke mana pun Anda melihat, setidaknya akan ada orang yang memegang BlackBerry atau ponsel yang bisa berinternet. Tak heran, aplikasi-aplikasi jejaring sosial di internet sangat banyak pengikutnya. Belum lagi penyedia lahan blog yang menjadi tempat curahan hati dan sebagai tempat unjuk kebolehan yang gratis.

Blog memiliki kegunaan yang sangat beragam. Fungsinya sebagai diary maya, tempat menunjukkan hasil jepretan, menunjukkan kreasi seni, berbagi informasi, bahkan berkenalan dengan orang lain. Apakah Anda sudah memiliki blog? Jika belum, kemungkinan terbesar Anda melewatkan satu hal yang bisa menjadi kesempatan untuk melejitkan karier Anda.

Mengapa blog?

Blog merupakan sarana yang amat bagus untuk seseorang yang sedang mencari pekerjaan, termasuk para fresh graduate. Pasalnya, blog menjadi tempat Anda untuk mencurahkan dan menyimpan hasil karya dalam bentuk digital. Misal, tempat Anda menyimpan hasil tulisan, hasil jepretan, bahkan hasil karya di sana. Selain Anda bisa menunjukkan kemampuan Anda, menyimpan hasil karya juga sebagai pembuktian bahwa Anda tidak gaptek. Dua hal yang amat diperlukan untuk bisa bersaing di dunia teknologi masa sekarang. Namun, perlu dipikirkan dan dipastikan bahwa blog yang Anda tampilkan mencerminkan hasil yang profesional, bukan blog yang sangat pribadi dan isinya seputar hobi dan kata-kata yang tidak sopan.

Bagaimana menyampaikan kepada calon pemberi kerja?

Salah satu hal yang ingin diketahui oleh perusahaan sebelum memberikan pekerjaan kepada pencari kerja adalah apa yang unik dari diri Anda? Jika Anda sudah memiliki blog yang banyak dikunjungi dan dibaca orang, hal ini bisa jadi nilai kunci Anda. Anda bisa mengedepankan hal ini saat wawancara kerja, misal, “Blog yang sudah saya kembangkan secara pribadi ini berisi tentang pandangan saya seputar ekonomi, dan bagaimana keluar dari situasi rumit keuangan. Saat ini ada lebih dari 700 pembaca yang selalu membaca blog saya.”

Atau cara yang lebih mudah adalah dengan mencantumkan alamat blog Anda di resume, dengan penjabaran singkat isi blog tersebut. Anda tak perlu menjadi seseorang yang sangat ahli untuk bisa menulis di blog, jangan berusaha, dan jangan berpura-pura menjadi seorang yang sangat ahli karena ini bisa berbahaya. Direkomendasikan, blog untuk mencurahkan isi pikiran Anda yang tak menyinggung SARA ataupun orang lain. Anda bisa memulai untuk menulis tentang sesuatu yang Anda sukai atau yang berkaitan dengan karier Anda.


NAD
Sumber : careerbuilder | KOMPAS.com
READ MORE - Bloging Bisa Membantu Mendorong Karier

Kamis, 24 September 2009

Yang Bikin Gagal Saat Wawancara Kerja0

KOMPAS.com - Terkadang, tindakan berbicara lebih kencang daripada ucapan. Karena itu pula, jangan heran jika Anda tak lolos wawancara kerja, meskipun apa yang Anda sampaikan sudah sesuai buku teks jawaban wawancara kerja. Kadang, kita tak sadar ada gerakan-gerakan yang sepintas terkesan sepele, tetapi ternyata berpengaruh terhadap penilaian.

Beberapa waktu lalu, situs Careerbuilder mensurvei ratusan perusahaan, dan menanyakan apa kesalahan-kesalahan yang dilakukan pelamar sehingga mereka tidak diterima kerja. Umumnya, hal-hal sepele lah yang menjadi penyebabnya. Berikut beberapa di antaranya :

Sikap sombong atau bosan
Kebanyakan orang yang melamar pekerjaan, ketika akan diwawancara akan merasa gugup. Ketika seseorang gugup, biasanya akan melakukan suatu tindakan kecil untuk menyalurkan kegugupannya. Misal, mengetuk-etukkan jari di meja, mengetuk kaki, memilin rambut, membuka-tutup pulpen, dan lain sebagainya. Sayangnya, si pewawancara justru menanggapi tindakan-tindakan semacam ini sebagai sinyal kebosanan. Sementara kebosanan pun diartikan sebagai kesombongan. Siapa yang mau bekerja dengan orang sombong?

Cara mengatasinya? Usahakan untuk berlatih sesering mungkin. Seseorang yang kalem, percaya diri, dan tidak stres, akan bernafas perlahan. Sebelum mulai bicara, ambillah napas panjang, dan perhatikan tangan serta kaki Anda. Biarkan tangan beristirahat di lengan kursi, dan kaki diam istirahat di lantai, lutut saling menempel untuk meminimalkan ketukan kaki. Badan condong ke depan, ke arah meja, juga bisa menunjukkan bahwa Anda tertarik.

Tidak berdandan sesuai acara
Tentunya, ketika akan mendatangi suatu wawancara kerja, Anda akan berusaha mengenakan pakaian seformal mungkin. Sayangnya, tak semua orang memiliki kemampuan untuk mengenakan pakaian yang formal. Tak jarang, malah, mereka yang fresh graduate malah mengenakan pakaian informal karena bingung mau pakai baju apa. Solusinya, bukanlah ide yang buruk untuk berinvestasi pada pakaian formal. Kemeja, celana bahan, blazer, serta sepatu hak kecil dan tertutup. Jika Anda melamar pekerjaan ke bidang kreatif, Anda bisa menambah corak atau warna dengan aksesori.

Tidak ada persiapan
Adalah kesalahan jika Anda tidak terlebih dahulu mencari tahu latar belakang perusahaan yang Anda lamar. Anda tak hanya akan bingung mau berkata apa, tetapi juga memperlihatkan bahwa Anda tidak mau tahu, pemalas, dan kurang inisiatif.

Sudah bukan jamannya lagi Anda kurang informasi. Segala teknologi sudah bisa membantu Anda mencari tahu apa pun yang ingin Anda ketahui. Pelajarilah sebisa mungkin tempat Anda melamar pekerjaan. Buat si pewawancara kagum dengan pengetahuan dan ide-ide yang Anda miliki.

Tidak mematikan telepon genggam
Adalah hal yang tidak bisa dimaafkan jika Anda menyalakan telepon genggam Anda. Menonaktifkan telepon genggam akan memberikan Anda dan si pewawancara waktu untuk bisa konsentrasi dan mengeliminasi gangguan. Selalu pastikan ponsel Anda dalam mode silent saat akan rapat atau wawancara kerja.

Tidak menanyakan pertanyaan bagus
Banyak orang sudah tahu, bahwa sebaiknya Anda menanyakan suatu pertanyaan saat wawancara kerja. Namun, yang tak banyak diketahui adalah pertanyaan apa yang harus ditanya. Yang terutama, yang tak boleh ditanyakan saat wawancara pertama adalah jumlah gaji dan fasilitas yang ditawarkan kantor.

Anda bisa mencoba untuk menanyakan pertanyaan mengenai pekerjaan yang Anda lamar. Tugas-tugas utama Anda, atau tanyakan kepada si pewawancara kerja, apa yang membuatnya senang bekerja di perusahaan ini. Bisa juga menanyakan, “Menurut Bapak/Ibu, tantangan terbesar apa yang akan saya hadapi dalam posisi ini?” Pertanyaan ini akan membuat si pewawancara berpikir bahwa Anda tertarik untuk mengetahui apakah Anda cocok atau tidak untuk pekerjaan tersebut.

Mengirimkan lamaran terlalu banyak
Salah satu trik untuk membuat Anda terlihat seperti orang yang tidak kompeten adalah dengan mengirimkan surat lamaran yang sama berkali-kali ke perusahaan. Mengapa? Karena ini mengganggu, plus membuat Anda terlihat desperate untuk masuk ke perusahaan itu. Anda cukup mengirimkan lamaran ke lowongan yang menurut Anda paling pas. Buat surat lamaran Anda semenarik mungkin.

Tidak memberikan foto yang profesional
Foto-foto diri yang Anda ambil untuk diri sendiri sebaiknya disimpan untuk situs pribadi saja. Jika Anda ingin mengirimkan lamaran, jangan lupa menyertakan foto diri dengan pose profesional. Anda tak ingin mengirimkan suatu hal yang bisa membuat perusahaan meragukan kredibilitas Anda, kan?


NAD
Sumber : careerbuilder
READ MORE - Yang Bikin Gagal Saat Wawancara Kerja

Rabu, 16 September 2009

Perhitungan Lapan : Idul Fitri 20 September1

Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat diminta tidak tersesat dalam membaca kalender yang menyebutkan Idul Fitri 1430 Hijriah jatuh pada Senin, 21 September, karena berdasarkan perhitungan astronomi maka Idul Fitri jatuh pada Minggu 20 September 2009.

"Selama ini, kalendernya salah menyebutkan. Yang benar Senin-Selasa 21-22 September adalah libur Idul Fitri karena Idul Fitri jatuh pada Minggu, tanggal merah," kata Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Dr. Thomas Djamaluddin yang dihubungi dari Jakarta, Rabu.

Anggota Badan Hisab Rukyat (BHR) Depag ini mencontohkan, hari besar Maulid Nabi yang jatuh pada Minggu kemudian hari liburnya akan digeser ke Senin keesokan harinya. Hal ini menimbulkan salah interpretasi para pembuat kalender.

Dr Thomas Djamaludin mengatakan ijtima awal Syawal terjadi pada 19 September 2009 pukul 01.45 WIB sehingga pada saat maghrib 19 September 2009, bulan cukup tinggi, lebih dari empat derajat di seluruh wilayah Indonesia, sehingga hilal (bulan) sangat mungkin untuk dirukyat (dilihat).

Dengan demikian, pada 20 September sudah memasuki bulan baru yakni bulan Syawal, dan Idul Fitri 1430 H bertepatan dengan 1 Syawal 20 September 2009.

Namun demikian masih tetap harus ada sidang itsbat para tokoh ormas Islam pada Sabtu, 19 September untuk memastikannya serta pengumuman Menteri Agama yang mensahkannya.

Sidang itsbat akan dihadiri perwakilan berbagai ormas Islam, para pakar hisab-rukyat, dan instansi terkait seperti Lapan, Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), serta Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).

Menurut dia, untuk wilayah Indonesia ketinggian hilal empat sampai enam derajat menurut pengalaman akan berhasil diamati, apalagi ada 40 titik pengamatan di seluruh Indonesia, baik yang digelar oleh Depag, maupun dari ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) hingga masyarakat seperti Masjid Salman ITB.

"Dari kondisi cuaca, bulan cukup memungkinkan untuk dilihat pada saat sidang itsbat meskipun ada kemungkinan mendung dan tertutup awan," katanya.

Ditanya, jika ternyata di 40 titik seluruh Indonesia tak ada yang bisa melihat bulan, menurut Djamal, sidang itsbat akan mempertimbangkan Fatwa Majelis ulama Indonesia (MUI) tahun 1981.

Fatwa itu menyebut: saat hilal tak terlihat tapi secara perhitungan sebelumnya biasanya hilal bisa diamati, maka tetap akan dijadikan patokan awal bulan.(*)
Rabu, 16 September 2009 15:10 WIB
COPYRIGHT © 2009

NB : SKB 3 MENTERI TENTANG HARI LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA THN 2009, dapat anda download (Pdf) disini, gratis!!!.
READ MORE - Perhitungan Lapan : Idul Fitri 20 September

Rabu, 09 September 2009

CERITA "SANG PETANI"0

Fe Imut 09 September jam 14:45


Dari kecil saya senang mendengar cerita. Baik lisan maupun tertulis. Dan cerita ini pula sering menjadi bahan ilustrasi saya jika sedang kebagian tugas mengajar.

Tidak tahu kenapa, buat saya selalu saja ada hikmah dari cerita yang saya dengar. Berikut salah satu cerita yang ingin saya share:

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu hari, kuda pak tani satu2 nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju hutan.


Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu berkata:

"Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan.

Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda2 yang berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang2 kuda segera menawar kuda2 tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata:

"Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali. Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu.

Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".

Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu …"
Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa2 yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" . Maka orang2 seperti Pak Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label2 "beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.

Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain. Maka berhentilah menghakimi apa yang terjadi hari ini, kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas dan apapun namanya itu. . . . karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik peristiwa itu (di).
" Hadapi badai kehidupan sebesar apapun , Tuhan tahu kemampuan kita.
Kapal hebat diciptakan bukan hanya untuk disandarkan di dermaga saja ".


Regards,
DJODI ISMANTO
Mitsubishi Motors – Group Sumatra Berlian
READ MORE - CERITA "SANG PETANI"

Senin, 07 September 2009

PESANGON PHK : MUSIBAH ATAU BIKIN KAYA ?3

Artikel ini dibuat untuk mengantisipasi kita senandainya kita terkena imbas akibat kegagalan perusahaan atau diri sendiri dalam melakukan aktivitas bisnis, sehingga hasil yang didapat adalah pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Data hasil pemantauan dampak krisis global terhadap pekerja di Indonesia per 30 Januari 2009 menyatakan bahwa telah terjadi PHK sebesar 31.660, dan 24.817 pekerja lainnya memiliki resiko besar akan segera di-PHK. Hal ini telah disampaikan Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsostek, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Myra M. Hanartani di sela rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, pada awal bulan Februari 2009 yang lalu.

Bagi para pekerja tentu ini merupakan momok yang menakutkan, ya karena PHK berarti identik dengan tidak adanya pendapatan rutin yang diterima oleh pekerja. Namun apakah ini merupakan musibah? Atau malah bisa membuat kita menjadi kaya?, pembaca yang bijak marilah kita telaah lebih jauh.

Kita ketahui berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 156 bahwa untuk mereka yang telah memiliki masa kerja lebih dari satu tahun maka uang pesangon minimal adalah sebesar 2 bulan gaji sedangkan penghargaan masa kerja baru diberikan jika telah bekerja minimal 3 tahun.

Lalu bagaimana cara kita mengelola uang pesangon PHK tersebut? Secara garis besar dapat kita kategorikan sebagai berikut. Jika pesangon PHK anda:

Sebesar 2 bulan maupun 3 bulan gaji maka anda: mutlak untuk mecari pekerjaan lain (bekerja) dengan waktu tersedia untuk mencari pekerjaan baru tidak lebih dari 2 bulan. Mengapa demikian? Karena uang yang ada 'hanya mampu' menghidupi anda selama 2-3 bulan jika anda berpikir menggunakan uang itu untuk keperluan usaha (bisnis) maka ada telah terperangkap dalam tindakan spekulasi. Jika usaha anda gagal (sering terjadi) maka anda gigit jari.

Sebesar 3 bulan gaji ditambah penghargaan masa kerja sebesar minimal 2 bulan upah atau lebih, maka pada tahapan ini anda dapat lebih leluasa melakukan aktifitas yakni tetap berusaha untuk mencari pekerjaan baru dikombinasikan dengan membuka bisnis sendiri dengan portfolio keuangan sebagai berikut (setelah dipotong pajak penghasilan atas uang tebusan pensiun, pesangon dan tabungan hari tua yang dibayarkan sekaligus):

1. Sisihkan minimal 15% dari pesangon yang diterima untuk investasi jangka pendek, menegah dan panjang atas kebutuhan anda, tempatkan pada instrumen investasi yang tepat. Tanpa anda sadari, jika dihitung dengan pertumbuhan majemuk sebesar 15% pertahun maka dana berkembang menjadi:

* Dalam waktu 5 tahun 101,14% atau 20,23% pertahun
* Dalam waktu 10 tahun 304,56% atau 30,46% pertahun
* Dalam waktu 15 tahun 713,71% atau 47,58% pertahun.


2. Pengeluaran rutin bulanan diturunkan, maksimal 80% dari gaji anda ketika masih bekerja (sudah termasuk cicilan KPR jika ada), total alokasi ini sebesar 48% dari pesangon. Siapkan dana ini minimal untuk 3 bulan.

3. Jika ada utang kartu kredit lunasi segera namun jika dana tidak mencukupi tekanlah pokok hutang tersebut dan cicilah seluruh hutang kartu kredit anda tersebut sebesar 15% dari gaji saat anda bekerja. Siapkan dana ini minimal untuk 3 bulan. Total alokasi ini adalah sebesar 9% dari pesangon anda.

4. Dana investasi yang diizinkan untuk membuka usaha sendiri sebesar 20% dari total pesangon, dengan persyaratan kelayakan yang telah dibuat serta dana ini sudah termasuk cadangan tambahan modal minimal 3 bulan (jika hasil usaha tidak sesuai dengan perencanaan).

Dengan kondisi alokasi dana seperti diatas, maka total alokasi untuk investasi, gaya hidup dan kewajiban hutang adalah sebesar 92% dari total dana pesangon yang anda terima, sisanya dapat anda cadangkan untuk pengeluaran yang tak terduga.

Pembaca yang bijak jangan lupa bahwa uang dana PHK merupakan objek pajak sesuai dengan tabel uang tebusan pensiun, pesangon dan tabungan hari tua yang dibayarkan sekaligus sebagai berikut:


* <= Rp 25 juta : 0%
* > Rp 25 juta s/d 50 juta : 5%
* > Rp 50 juta s/d 100 juta : 10%
* > Rp 100 juta s/d Rp 200 juta : 15%
* > Rp 200 juta : 25%.


Demikian alokasi dana pesangon PHK anda (pada kondisi minimal), tentunya seluruh kondisi diatas memiliki persyaratan yakni dalam kurun waktu maksimal 3 bulan anda sudah mendapatkan pekerjaan baru dan usaha atau bisnis tambahan yang dilakukan diharapkan telah menghasilkan income bagi diri dan keluarga anda. Selamat mencoba maka anda berpotensi menjadi kaya.

Sumber :
Pramono 'Pakde' Dewo, 08 September jam 1:37
Untuk anggota JADI PENGUSAHA ??... SIAPA TAKUT !

by Taufik Gumulya CFP®, Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services

READ MORE - PESANGON PHK : MUSIBAH ATAU BIKIN KAYA ?

Rabu, 02 September 2009

Cermin Retak Kebebasan Buruh0

Perayaan HUT Ke-64 Kemerdekaan Republik Indonesia, Senin (17/8), tak mampu mengobati keresahan Sarta bin Tahar dan Yuce Hengky Sadok. Kedua pengurus serikat buruh tingkat perusahaan itu kehilangan pekerjaan dan kemerdekaan berserikat akibat kriminalisasi. Inilah cermin retak demokrasi kita.


Polisi memenjarakan Sarta setelah menggalang unjuk rasa peringatan hari buruh internasional (Mayday) 1 Mei 2007 di Kabupaten Tangerang. Polisi menahan Yuce atas aksi unjuk rasa menggugat dugaan penggelapan iuran Jamsostek karyawan sebesar Rp 19 miliar, yang digalangnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Keduanya divonis bersalah dengan hukuman penjara enam bulan. Walau mereka langsung bebas setelah hakim mengetuk palu, Sarta dan Yuce tetap berstatus mantan terpidana.

Perlindungan

Aktivis serikat buruh yang semestinya mendapat perlindungan karena bekerja berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja malah kerap menjadi korban kesewenangan kekuasaan. Pengusaha yang alergi terhadap serikat buruh akan terus berupaya menekan aktivis buruh agar mereka mundur, baik dari organisasi maupun perusahaan.

Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (K-SBSI) Rekson Silaban mengungkapkan, setiap tahun ada lima sampai enam kasus kriminalisasi pengurus serikat buruh dengan jumlah tersangka puluhan orang per kasus. Biasanya berawal dari unjuk rasa buruh menuntut hak, lalu polisi lebih memakai hukum pidana daripada UU No 21/2000.

Pemerintah harus lebih serius menerapkan prinsip kebebasan berserikat dan berjuang bersama untuk menghapus kriminalisasi pengurus serikat buruh.

Sudah sembilan tahun Indonesia memiliki UU No 21/2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja dan 11 tahun meratifikasi Konvensi Organisasi Buruh Internasional (ILO) Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi. Namun, tetap saja perlindungan terhadap serikat buruh minim.

Upaya penegakan hukum demi melindungi pengurus serikat buruh beraktivitas mutlak dibutuhkan. Pemerintah tidak boleh setengah-tengah melakukan hal ini hanya demi menyenangkan hati sebagian kecil pengusaha yang alergi serikat buruh.

Demokrasi utuh

Ahli Standar dan Prinsip Kebebasan Berserikat ILO Libsynd O Wolfson di Geneva, Swiss, Kamis (6/8), mengungkapkan, kebebasan berserikat membutuhkan demokrasi yang utuh dan asli. Tanpa itu, kebebasan berserikat sulit terwujud.

Pernyataan itu lalu menjadi bahan diskusi hangat dalam perbincangan lewat video dengan para jurnalis yang tengah mengikuti kursus Berkomunikasi Hak Buruh di Pusat Pendidikan Internasional ILO di Turin, Italia. ILO adalah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang fokus terhadap hak buruh.

Sebanyak 30 jurnalis, staf media ILO regional, dan juru bicara pemerintah dari Asia, Afrika, dan Eropa mengikuti kursus dengan beasiswa dari sejumlah pihak, seperti Kementerian Luar Negeri Italia.

Demokrasi yang utuh semestinya memberi tempat yang sama bagi setiap orang untuk bebas berorganisasi, mengemukakan pendapat, dan menuntut hak mereka. Bukan sekadar keberhasilan penyelenggaraan pemilihan umum, tetapi penuh kesemrawutan daftar pemilih tetap (DPT).

Kebebasan berserikat merupakan salah satu landasan dasar hak buruh yang penting untuk memperjuangkan pekerjaan yang layak bagi mereka. Menurut Libsynd, serikat buruh berperan penting bagi negara. Kebebasan berserikat dan peranan aktif serikat buruh dapat mendorong perkembangan demokrasi di negara itu sendiri. Hal ini yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.

Menurut Koordinator Lembaga Penelitian dan Pendidikan Ketenagakerjaan (LPPK) Andy William Sinaga, perkembangan pasar kerja yang condong ke sistem kapitalisme membuat posisi buruh terus terjepit. Sistem kerja kontrak dan upah minimum membuat buruh kian terpuruk dalam kondisi kerja yang buruk. Sampai kapan buruh mendapat pekerjaan yang layak dan merdeka yang sesungguhnya? Semoga para pemimpin segera sadar dan berhenti berkaca di cermin yang retak.


Sumber : Kompas, Rabu, 19 Agustus 2009 | 03:52 WIB
Hamzirwan
READ MORE - Cermin Retak Kebebasan Buruh

Minggu, 16 Agustus 2009

Marsinah0

Marsinah (10 April 1969?–Mei 1993) adalah seorang aktivis dan buruh pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari. Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong Kecamatan Wilangan Nganjuk, dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.

Dua orang yang terlibat dalam otopsi pertama dan kedua jenazah Marsinah, Haryono (pegawai kamar jenazah RSUD Nganjuk) dan Prof. Dr. Haroen Atmodirono (Kepala Bagian Forensik RSUD Dr. Soetomo Surabaya), menyimpulkan, Marsinah tewas akibat penganiayaan berat.

Marsinah memperoleh Penghargaan Yap Thiam Hien pada tahun yang sama.

Kasus ini menjadi catatan ILO (Organisasi Buruh Internasional), dikenal sebagai kasus 1713.

Latar Belakang

Awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur mengeluarkan surat edaran No. 50/Th. 1992 yang berisi himbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok. Himbauan tersebut tentunya disambut dengan senang hati oleh karyawan, namun di sisi pengusaha berarti tambahannya beban pengeluaran perusahaan. Pada pertengahan April 1993, Karyawan PT. Catur Putera Surya (PT. CPS) Porong membahas Surat Edaran tersebut dengan resah. Akhirnya, karyawan PT. CPS memutuskan untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut kenaikan upah dari Rp 1700 menjadi Rp 2250.

Garis waktu

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo.

3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja. Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh.

4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. Tunjangan tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.

Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.

Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja. Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap.

Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.

Proses penyelidikan

Tanggal 30 September 1993 telah dibentuk Tim Terpadu Bakorstanasda Jatim untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus pembunuhan Marsinah. Sebagai penanggung jawab Tim Terpadu adalah Kapolda Jatim dengan Dan Satgas Kadit Reserse Polda Jatim dan beranggotakan penyidik/penyelidik Polda Jatim serta Den Intel Brawijaya.

Delapan petinggi PT CPS ditangkap secara diam-diam dan tanpa prosedur resmi, termasuk Mutiari selaku Kepala Personalia PT CPS dan satu-satunya perempuan yang ditangkap, mengalami siksaan fisik maupun mental selama diinterogasi di sebuah tempat yang kemudian diketahui sebagai Kodam V Brawijaya. Setiap orang yang diinterogasi dipaksa mengaku telah membuat skenario dan menggelar rapat untuk membunuh Marsinah. Pemilik PT CPS, Yudi Susanto, juga termasuk salah satu yang ditangkap.

Baru 18 hari kemudian, akhirnya diketahui mereka sudah mendekam di tahanan Polda Jatim dengan tuduhan terlibat pembunuhan Marsinah. Pengacara Yudi Susanto, Trimoelja D. Soerjadi, mengungkap adanya rekayasa oknum aparat kodim untuk mencari kambing hitam pembunuh Marsinah.

Secara resmi, Tim Terpadu telah menangkap dan memeriksa 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Marsinah. Salah seorang dari 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan tersebut adalah Anggota TNI.

Hasil penyidikan polisi ketika menyebutkan, Suprapto (pekerja di bagian kontrol CPS) menjemput Marsinah dengan motornya di dekat rumah kos Marsinah. Dia dibawa ke pabrik, lalu dibawa lagi dengan Suzuki Carry putih ke rumah Yudi Susanto di Jalan Puspita, Surabaya. Setelah tiga hari Marsinah disekap, Suwono (satpam CPS) mengeksekusinya.

Di pengadilan, Yudi Susanto divonis 17 tahun penjara, sedangkan sejumlah stafnya yang lain itu dihukum berkisar empat hingga 12 tahun, namun mereka naik banding ke Pengadilan Tinggi dan Yudi Susanto dinyatakan bebas. Dalam proses selanjutnya pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni). Putusan Mahkamah Agung RI tersebut, setidaknya telah menimbulkan ketidakpuasan sejumlah pihak sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah "direkayasa".

Komite solidaritas

Tahun 1994, dibentuk Komite Solidaritas Untuk Marsinah (KASUM). KASUM adalah komite yang didirikan oleh 10 LSM. KASUM merupakan lembaga yang ditujukan khusus untuk mengadvokasi dan investigasi kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah oleh Aparat Militer. KASUM melakukan berbagai aktivitas untuk mendorong perubahan and menghentikan intervensi militer dalam penyelesaian perselisihan perburuhan. Munir menjadi salah seorang pengacara buruh PT. CPS melawan Kodam V/Brawijaya atas tindak kekerasan dan pembunuhan terhadap Marsinah.

Film dan lagu

* Kisah Marsinah ini kemudian diangkat menjadi sebuah film oleh Slamet Rahardjo, dengan judul "Marsinah (Cry Justice)" (imdb.com). Film berbiaya sekitar Rp 4 milyar itu sempat menimbulkan kontroversi. Salah satu penyebabnya adalah munculnya permintaan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea yang meminta pemutaran film itu ditunda.
* Seniman Surabaya dengan koordinasi penyanyi keroncong senior Mus Mulyadi meluncurkan album musik dengan judul Marsinah. Lagu ini diciptakan oleh komponis MasGat untuk mengenang jasa-jasa Marsinah.
* Sebuah band beraliran anarko-punk yang berasal dari Jakarta bernama Marjinal, menciptakan sebuah lagu berjudul Marsinah, yang didedikasikan khusus untuk perjuangan Marsinah. Lagu ini dibawakan sekaligus dalam 2 albumnya, yaitu album termarjinalkan dan album terbaru mereka bertajuk predator, masing-masing dalam versi yang berbeda.

Pentas drama monolog Marsinah Menggugat

Pada 26 November 1997 malam, pentas drama monolog Marsinah Menggugat oleh Ratna Sarumpaet dan Teater Satu Merah Panggung di gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur (TBJ), Jl. Gentengkali, Surabaya, dilarang pihak kepolisian. Sebelumnya pentas sudah dilakukan di tujuh kota, terakhir dua hari sebelumnya pentas tersebut sukses di Malang. Pentas ini digelar oleh panitia pertunjukan dari Korp Puteri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Kopri PMII).

Sebelumnya pihak panitia melayangkan surat pemberitahuan ke Polda Jatim pada 12 November 1997. Menurut Petunjuk Pelaksanaan (juklak) POLRI yang dikeluarkan oleh KAPOLRI, pertunjukan kebudayaan semacam teater atau drama, tidak memerlukan ijin, hanya pemberitahuan. Surat ijin pemakaian gedung juga sudah dikeluarkan Taman Budaya Jatim tertanggal 20 November 1997.

Pukul 15.00 WIB, pihak panitia diminta menemui langsung Kasat IPP di Polwiltabes.

Pukul 16.00, pintu ditutup aparat dan dijaga ketat. Mereka yang datang untuk menonton Marsinah Menggugat, dilarang masuk.

Sekitar pukul 19.00, para peonton sudah berdatangan. Mereka bergerombol di depan pintu masuk ditutup dan dijaga beberapa petugas. Sementara Ratna Sarumpaet dengan beberapa panitia tetap bertahan di panggung pertunjukan. Ia bersikeras tetap di tempat itu sampai jadwal sewa gedung untuk pertunjukan selesai, pukul 23.00 WIB.

Pukul 19.20 Ketua PMII Jawa Timur dan Ketua Panitia Kegiatan dengan didampingi beberapa aktivis FKMS bernegosiasi dengan aparat untuk meminta ijin masuk, tetapi gagal.

Sekitar pukul 20.00, Ratna meminta maaf kepada penonton yang datang bergerombol di depan pintu. Ratna dengan memanjat pagar, mengucapkan maafnya dan kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Sekitar pukul 21.00, penonton yang tidak bergeming, mulai dihalau petugas. Pengamanan pintu TBJ ditambah dengan puluhan Polisi Unit Reaksi Cepat (URC) Polwiltabes, Satuan Perintis Polresta Surabaya, Brimob, dan beberapa aparat dari KODAM V Brawijaya serta sejumlah besar satuan intelejen.

Setelah penonton pulang, sekitar pukul 23.00, Ratna bersama panitia keluar dan terus dikawal petugas.


Sumber : Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Marsinah
READ MORE - Marsinah

Marsinah: Korban Orde Baru, Pahlawan Orde Baru0

Jasad Marsinah diketahui publik tergeletak di sebuah gubuk berdinding terbuka di pinggir sawah dekat hutan jati, di dusun Jegong, desa Wilangan, kabupaten Nganjuk, lebih seratus kilometer dari pondokannya di pemukiman buruh desa Siring, Porong. Tak pernah diketahui dengan pasti siapa yang meletakkan mayatnya, siapa yang kebetulan menemukkannya pertama kali, dan kapan? Sabtu 8 Mei 1993 atau keesokan hari Minggunya? Seperti juga tak pernah terungkap melalui cara apapun: liputan pers, pencaraian fakta, penyidikan polisi, bahkan para dukun maupun pengadilan, oleh siapa ia dianaya dan di(ter)bunuh? Di mana dan kapan ia meregang nyawa, Rabu malam 5 Mei 1993 atau beberapa hari sesudahnya? Kita cuma bisa berspekulasi dan menduga-duga. Kita memang bisa mereka-reka motif pembunuhan dan menafsirkan kesimpulannya senidri. Tapi kita tak mampu mengungkap fakta-faktanya. Kunci kematiannya tetap gelap penuh misteri hingga kini, walau tujuh tahun berselang.

Memang bukan fakta-fakta pembunuhan itu yang penting kemudian, melainkan jalinan citra yang tersusun melalui serangkain pertarungan wacana yang rumit. Para pembunuh mengesankan Marsinah diperkosa. Para aktivis perburuhan menyanjungnya sebagai suri teladan pejuang buruh. Penguasa militer pusat dibantu setempat merekayasa penyelubungan kasusnya sekaligus menyusun skenario peradilan. Kepolisian setempat menyidik tersangka palsu. Para feminis mengagungkannya sebagai korban kekerasan perempuan. Para seniman mendramatisasi nasibnya ke dalam lagu, mengabadikanya dalam monumen, patung, lukisan, panggung teater dan seni rupa instalasi. Para aktivis hak asasi menganugerahi Yap Thiam Hien Award bagi kegigihannya. Khalayak awam prihatin dan bersimpati membuka dompet sumbangan bagi keluarganya. Para birokrat serikat pekerja melambangkanya sebagai korban kesewenangan majikan. Keluarganya sendiri yang sederhana, sebagaimana kebanyakan sikap keluarga pedesaan Jawa, menerimanya dengan pasrah dan tabah. Dan seterusnya, dan seterusnya.

Marsinah, tipikal buruh perempuan desa yang mengkota tapi terpinggirkan, tiba-tiba muncul sebagai pahlawan di tengah hiruk pikuk industrialisasi manufaktur dan represi penguasa di pertengahan dasawarsa 90-an. Ia bukan hanya mewakili ‘nasib malang’ jutaan buruh perempuan yang menggantungkan masa depannya pada pabrik-pabrik padat karya berupah rendah, berkondisi kerja buruk, dan tak terlindungi hukum, tapi pembunuhannya yang dimediasikan dan diartikulasikan oleh media massa menyediakan arena diskursif bagi pertarungan berbagai kepentingan dan hubungan kuasa: buruh-buruh, pengusaha, serikat buruh, lembaga swadaya masyarakat, birokrasi militer, kepolisian, dan sistem peradilan.

Marsinah anak kedua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan, Marsini kakaknya dan Wijiati adiknya, lahir dari pasangan Astin dan Sumini di desa Nglundo, kecamatan Sukomoro, kabupaten Nganjuk. Ibunya meninggal saat ia berusia 3 tahun (lahir 1968) dan adiknya Wijiati berumur 40 hari. Ayahnya kemudian menikah lagi dengan dengan Sarini, perempuan dari desa lain. Sejak itulah Marsinah kecil diasuh neneknya, Paerah, yang tinggal bersama paman dan bibinya, pasangan Suraji-Sini.

Tak ada yang istimewa dari masa kecil Marsinah. Ia tipikal anak perempuan kalangan menengah pedesaan yang hidup subsisten, tak terlampau miskin, walaupun tidak kaya. Seperti mayoritas anak-anak pedesaan di Indonesia, juga di negeri-negeri Dunia Ketiga lainnya, ia sudah bekerja pada usia dini dan tampak lebih dewasa dari usianya. Bekerja bagi mereka sangat lazim, termasuk kerja upahan di rumah maupun di pabrik. Sepulang sekolah, ia membantu neneknya menjual beli gabah dan jagung, dan menerima sekedar upah untuk mengangkut gabah dengan bersepeda dari sawah atau rumah orang yang gabahnya sudah dibeli.

Di kalangan teman-teman dan gurunyanya, di SD Negeri Nglundo, meskipun kepandaiannya dipandang biasa-biasa saja, tapi kerajinan, minat baca, sikap kritis dan tanggungjawabnya menonjol. Setiap tugas sekolah selalu berupaya diselesikannya. Jika ada penuturan gurunya yang kurang jelas, tak segan ia mengacungkan tangan meminta penjelasan. Setelah naik kelas VI, ia pindah ke SDN Karangsemi, dan kemudian melanjutkan ke SMP Negeri V Nganjuk pada tahun ajaran 1981/82. Di sinilah, sebagaimana harapan banyak anak Indonesia sesusianya, cita-citanya terbentuk. Mencoba melanjutkan ke SMA Negeri, namun gagal, dan akhirnya ke SMA Muhammadiyah dengan bantuan biaya seorang pamannya yang lain. Di SLTA, minat bacanya semakin meluas. Di waktu senggang ia lebih banyak ke perpustakaan ketimbang bermain. Lagi-lagi seperti banyak gadis desa sebayanya, cita-citanya untuk melanjutkan ke Fakultas Hukum kandas, karena keluarganya tak mampu membiayai kuliah.

Tak ada pilihan lain kecuali mencari lapangan kerja di kota besar. Tahun 1989, ia ke Surabaya, menumpang di rumah kakaknya, Marsini, yang sudah berkeluarga. Setelah berkali-kali melamar kerja ke berbagai perusahaan, akhirnya Marsinah diterima bekerja pertama kali di pabrik plastik SKW kawasan industri Rungkut. Gajinya jauh dari cukup. Untuk memperoleh tambahan penghasilan ia nyambi jualan nasi bungkus di sekitar pabrik seharaga Rp.150,-/bungkus. Sebelum akhirnya, tahun 1990, bekerja di PT Catur Putra Surya –Rungkut, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan pengemasan barang. Urbanisasi, berdagang untuk penghasilan tambahan, dan berpindah kerja dari satu pabrik ke pabrik lainnya untuk mendapatkan upah yang lebih layak, merupakan kisah klasik buruh perempuan di Jawa sejak awal dasawarsa 80-an.

Di pabrik pembuatan arloji di Rungkut, Surabaya, dengan beberapa kawannya, Marsinah menuntut berdirinya unit serikat pekerja formal (SPSI). Tuntutan inilah mungkin membuatnya dipindah pihak menejemen ke pabrik PT CPS lainnya di Porong, Sidoarjo pada awal tahun 1992. Ia mondok di pemukiman sekitar pabrik, desa Siring, dan bekerja sebagai operator mesin bagian injeksi dengan upah Rp. 1.700,- dan uang hadir Rp. 550,- per hari.

Di pabrik itu, seperti kebanyakan buruh lainnya, Marsinah bukanlah termasuk kelompok aktivis. Ia tidak masuk dalam kepengurusan unit kerja SPSI di pabrik ini maupun ikut kelompok informal buruh yang sering berdiskusi membahas kondisi kerja mereka. Waktu luangnya dimanfaatkan secara pribadi untuk mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris. Belajar menambah pengetahuan menjadi hasratnya sejak bersekolah dulu, karena ia percaya melalui pendidikanlah masa depan seseorang menjadi lebih baik. Suatu common sense yang dianut banyak orang.

http://www.facebook.com/photo.php?pid=30519135&op=1&view=all&subj=80508582327&aid=-1&oid=80508582327&id=1166866025
PT CPS (Catur Putra Surya), Porong, Sidarjo | Agustus 1993.
Salah satu dari 14 pabrik yang pertama kali terkubur lumpur Lapindo Brantas (Juni 2006).

Pemogokan buruh untuk meningkatkan posisi berunding mereka merupakan hal umum pada ribuan perusahaan manufaktur di berbagai kawasan industri sejak akhir dasawarsa 80-an. Akibat kebijakan upah buruh murah pemerintah dan industrialisasi berorientasi ekspor, sengketa perburuhan meluas. Intensitas dan skala pemogokan meningkat luar biasa sejak awal 90-an. Tiada hari tanpa pemogokan atau unjuk rasa. Meskipun lebih bersifat spontan atau sporadis, sangat jarang terjadi gelombang pemogokan yang terorganisasikan. Sebabnya sangat jelas, karena lemah atau dilemahkannya serikat buruh serta kendali represif pemerintah yang sangat kokoh melalui birokrasi sipil dan militernya hingga ke kawasan pabrik. Dalam konteks ekonomi-politik inilah tuntutan buruh-buruh PT CPS di akhir April 1993 dan pemogokan mereka, 3-4 Mei 1993, yang berujung pada pembunuhan Marsinah, musti diletakkan.

Tetapi dalam seluruh aktivitas perundingan yang melibatkan 24 orang perwakilan buruh (15 di antaranya wakil buruh yang dipilih spontan, dan sisanya 9 orang pengurus SPSI setempat) maupun aksi mogok di PT CPS, 3-4 Mei tersebut, Marsinah tak pernah ikut serta. Pada pemogokan 4 Mei, saat perundingan berlangsung antara wakil buruh dan para birkorat yang melibatkan pejabat Depnaker, DPC SPSI, Kanwil Sospol Sidorjo dan jajaran Muspika setemapat termasuk wakil Polsek dan Danramil Sidorjo, berlangsung di kantor pabrik, ia malah bekerja seperti biasa. Sementara, pagi hingga menjelang siang itu juga, seorang kawannya yang dituding sebagai pemrakarsa pemogokan tengah memenuhi surat panggilan Kodim dan dinterogasi di Makodim Sidoarjo.

Perundingan yang tidak melibatkan pihak perusahaan itu sendiri berjalan lancar. Meskipun ada beberapa kompromi, hampir semua butir tuntutan buruh terpenuhi. Kecuali tuntutan yang lebih ‘politis’ seperti pembubaran unit kerja SPSI yang dianggap tidak berfungsi mewakili kepentingan mereka. Hal-hal yang dalam wacana pemerintah dipandang sebagai soal-soal normatif seperti kenaikan upah sesuai peraturan UMR, perhitungan upah lembur, cuti haid dan cuti hamil, dijanjikan pihak perusahaan.

Meskipun demikian, dalam kerangka bekerjanya rejim pengandali buruh di Indonesia, seperti di negara-negara miltary-beareucratic-authoritarian lainnya, aparat militer menduduki peran sentral. Mereka bukan hanya centéng yang menjadi penjaga malam kepentingan para pemodal, tapi lebih dari itu adalah patron yang kekuasaannya melampaui imperatif kepentingan modal. Sudah menjadi rahasia umum, jajaran birokrasi komando teretorial Orde Baru memperoleh sumber daya ekonominya dari memeras para pengusaha. Baik buruh maupun majikan disandera untuk menciptakan ancaman satu sama lain. Dari ancaman itulah birokrasi militer memperoleh uang. Pada momen tertentu, meski tak harus melalui upaya provokasi, pemogokan buruh dijadikan senjata untuk menodong para pemilik perusahaan agar mereka rela mengeluarkan biaya-biaya keamanan. Pada momen yang lain, dan ini yang sering terjadi, buruh-buruh diancam, diintimidasi dan dikontrol sepenuhnya dalam kendali mereka, bukan kendali pabrik.

Apa yang terjadi sore hari 4 Mei 1993 adalah awal dari ujung kematian Marsinah. Menyimpang dari ‘logika’ suksesnya sebuah perundingan, 13 buruh PT CPS yang dicap sebagai dalang oleh penguasa militer setempat dipanggil melalui surat yang ditandatangani sekretaris kelurahan Desa Siring agar menghadap Pasi Intel Kodim 0816 Sidoarjo. Malamnya, di pemukiman buruh sekitar pabrik, mengetahui teman-temanya besok akan dipanggil, Marsinah menulis suatu catatan kepada seorang temannnya. Isinya semacam petunjuk jawaban bagi rekan-rekannya bila mereka dinterogasi di Kodim. Ia pun mengatakan pada kepada rekan-rekannya, bila mereka diancam Kodim, ia akan membawa perosalan ini ke seorang pamannya di Kejaksaan Surabaya.

Rabu 5 Mei 1993, 13 buruh PT CPS memenuhi panggilan Kodim. Di markasnya, Sidoarjo, mereka dipaksa menandatangani surat pengunduran diri di atas kertas bermaterai dengan berbagai intimidasi maupun bujukan, termasuk akan diberi uang pesangon dan ‘uang kebijaksanaan’. Tak ada pilihan lain bagi mereka kecuali patuh, menandatangani surat tersebut. Selepas Maghrib, mereka menerima pembagian uang pesangon yang diberikan langsung oleh pihak menejemen di markas itu. Sempat terlontar dari salah seorang menejer PT CPS bahwa pemecatan tersebut bukan kemauan perusahaan, tapi kehendak Kodim. Suatu kaidah normal dalam logika rejim pengendali buruh.

Sementara itu, sepulang kerja giliran pagi, Marsinah bertemu dengan salah satu temannya dan mengingatkan rencana pertemuan para buruh untuk mendengar informasi rekan-rekannnya yang dipanggil. Di rumah pondokannya, ia membuat surat pernyataan kepada perusahaan, yang dituliskan oleh teman satu kosnya yang juga buruh PT CPS. Sorenya, surat itu difotokopi dan berencana dibagikan ke teman-temannya pada pertemuan malama hari. Tadinya surat itu hendak disampaikan ke perusahaan melalui ketua unit kerja SPSI PT CPS, tapi Marsinah dan seorang temannya yang memboncengkannya dengan motor tidak berhasil menemukan rumah si ketua. Akhirnya ia sampaikkan langsung ke pabrik melalui satpam.

Memenuhi rasa ingin tahu perkembangan ke-13 teman-temannya, sepulang mengantar surat, Marsinah kembali ke pondokan seorang temannya. Menjelang Maghrib, bersama empat temannya mereka memutuskan menyusul ke Kodim untuk mencari kabar. Tiga temannya naik kendaraan umum. Ia sendiri membonceng sepeda motor, dan sempat tersesat hingga pusat kota Sidoarjo. Di Makodim Sidoarjo, tiga temannya sudah tiba lebih dulu. Tapi mereka semua terlambat. Ke 13 temannya sudah kembali pulang. Dalam perjalalan pulang besepeda motor, Marsinah sempat mampir ke beberapa teman buruhnya untuk membagi-bagikan foto kopi surat pernyataannya.

Di perempatan desa Siring, Marsinah bertemu dengan empat dari 13 temannya. Karena silang pembicaraan di antara mereka terlalu ramai, Marsinah mengajak dua orang temannya bercakap-cakap di teras rumah pondokannya. Ia menceritakan bahwa telah membuat surat ke perusahaan dan menunjukkannya. Sebaliknya, Marsinah sangat terkejut dan gusar, ketika mengetahui ke-13 buruh yang dianggap biang pemogokan sudah dipecat di Makodim. Ia tidak menerima pemecatan itu, dan menegaskan akan mengadu ke pamanya yang jaksa di Surabaya itu.

Setalah teman-temannya pamit pulang, Marsinah masuk ke dalam rumah. Beberapa menit kemudian ia pamit kepada ibu pondokannya untuk ke rumah seorang teman perempuannya. Ia mengenakan kaos putih, rok coklat dan bersandal jepit. Tapi ia tidak bertemu temannya itu karena kerja giliran malam.

Dalam perjalanan kembali ke pondokannya, ia berjumpa dengan dua orang kawannya yang lain, lalu mengajak mereka ke rumah pondokan teman lainnya untuk meminta Surat Persetujuan Bersama hasil perundingan 4 Mei 1993. Baginya surat kesapakatan itu penting untuk memastikan janji pihak perusahaan pada butir 10 kesepakatan tersebut, (kutipan aslinya): "Sehubungan dengan unjuk rasa ini (pemogokan kerja), pengusaha dimohon untuk tidak mencari-cari kesalahan karyawan"

Tetapi kesalahan buruh tetap dicari, dengan akibat pemecatan mereka. Janji tidak dipatuhi. Ia merasa diperlakukan sewenang-wenang, tidak adil. Kuasa otoriter tiba-tiba muncul dihadapannya, mengoyak akal sehatnya. Membuatnya geram, merasa dikhianati. Meskipun belum jelas baginya, siapa yang berkhianat? Pihak perusahaan atau Kodim?

Tak seorangpun dapat mengetahui apa yang ada dalam benak Marsinah malam itu: Rabu 5 Mei 1993. Yang diketahui, sepulang dari rumah temannya yang memberi Surat Persetujuan tersebut, ia mengajak dua kawan yang menemaninya untuk membeli makanan. Tapi karena sudah larut malam, menjelang setangah sepuluh, keduanya menolak. Mereka berpisah di bawah pohon mangga dekat Tugu Kuning, desa Siring.

Sejak saat itulah ia ‘hilang’. Tak ada yang mengetahui kemana Marsinah pergi. Mungkin ia pergi makan, atau bertemu seseorang, yang mungkin ‘menculiknya’. Atau mungkin ia kembali ke Makodim Sidoarjo? Yang bisa dipastikan, ia tidak kembali ke pondokannya malam itu. Ia tidak pergi ke pabrik. Ia juga tidak berkunjung ke rumah pamannya di Surabaya.

Missing link itu tak pernah terungkap di pengadilan sesat yang sarat rekayasa. Majikannya, pemilik PT CPS, para menejer perusahaan, bagian personalia, kepala bagian mesin, dan seorang satpam dan seorang supir perusahaan disekap dan disiksa Bakorstranasda selama 19 hari, di bulan Oktober 1993. Mereka dituduh bersekongkol memperkosa, menganiaya dan kemudian membunuh Marsinah. Bersama Danramil Porong, mereka diadili dan diputus bersalah oleh Pengadilan Militer dan Pengadilan Negeri Sidoarjo, dan diperkuat Pengadilan Tinggir Surabaya setahun kemudian. Meskipun dua tahun kemudian, 3 Mei 1995, mereka divonis bebas Mahkamah Agung, tapi ini hanya menunjukkan betapa sistem peradilan dan hukum kita bukan tempat untuk menegakkan keadilan.

Maka penyelidikan dan penyidikan ulang dilakukan, pertangahan 1995. Kepolisian RI turun tangan. Tim forensik dari Jakarta membongkar ulang (yang ketiga kalinya!) makam Marsinah. Berbagai komentar dan analisa merebak di surat kabar. Komnas HAM mendukung penyelidikan ulang. Panglima ABRI menginstruksikan pengusutan. Bahkan Menaker Abdul Latief berjanji mengungkapnya hingga tuntas, dan Presiden Suharto kala itu mendukungnya. Namun tak ada ‘hasil’ apapaun yang dicapai dari hiruk-pikuk wacana itu. Isu-isu lain menelan kasus ini kembali ke bawah permukaan, dan orang lupa atau coba melupakannya.

Pun saat rejim berganti. Ingatan banyak orang mencuat kembali. Baik pemerintahan Habibie maupun Gus Dur menunjukkan niatnya untuk mengungkap kegegeran lama itu, apapun penyebabnya: tekanan internasional, tuntutan LSM, legitimasi politik, hak asasi manusia, rasa bersalah ataupun upaya sungguh-sungguh untuk menegakkan keadilan, rule of law. Bahkan, terakhir ini, DPRD Jawa Timur sudah meminta keterangan dan penjelasan beberapa perwira tinggi dan intelejen ABRI yang dianggap mengetahui dan bertanggungjawab atas kebijakan rejim saat itu. Mereka semua mengelak. Tak ada informasi yang signifikan, tak ada argumen yang bermakna, tak ada fakta-fakta dan bukit-bukti ‘baru’, yang dapat dijadikan dasar bagi upaya meraih keadilan. Semua pertanyaan kunci sederhana tak pernah terjawab: kapan Marsinah mati, di mana, oleh siapa, dengan cara bagaimana? Atau mungkin memang tak hendak dijawab, oleh siapapun kita.

Kita merasa cukup puas, bahkan terpuaskan, sekedar menyatakan: “Marsinah, seperti halnya sebagaian besar kita, adalah korban dari suatu mesin kekuasaan dan kekerasan, yang bernama Orde Baru”. Dan kita merasa mampu, dengan rasa bangga, menobatkannya menjadi seorang pahlawan, yang mengasingkan dirinya, juga diri kita, dari kehidupan sehari-hari. Karena kita masih menjadi bagian: Orde Baru.

Harry Wibowo
Koordinator Tim Pencari Fakta “Pembunuhan Marsinah” YLBHI (November 1993-Maret 1994)

* foto ditambahkan, salah ketik diperbaiki. sayangnya saya menemukan file artikel ini belakangan setalah acara "Marsinah Menggugat" yg diselelnggarakan oleh Aliansi Buruh Menggugat (ABM), malam 8 Mei 2009 di halaman kantor YLBHI, Jakartra.

Sumber: KOMPAS, edisi khusus ulang tahun, Rabu, 28 Juni 2000.*
http://www.facebook.com/note.php?note_id=80508582327&id=1166866025&ref=nf
READ MORE - Marsinah: Korban Orde Baru, Pahlawan Orde Baru

Marsinah, Daya Tarik Yang Tak Lekang Oleh Waktu0

Masih ingat Marsinah? Seorang buruh pabrik yang aktif memperjuangkan nasib rekan-rekannya sebelum mayatnya ditemukan di Dusun Jegong Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk 9 Mei 1993 lalu. Setelah enam belas tahun berlalu, penyelesaian kasus tersebut mungkin sampai sekarang masih meyisakan beberapa tanda tanya.

Enam belas tahun telah berlalu, kondisi makam Marsinah pun kelihatan tidak terawat. Sementara di sekeliling makam terserak kuburan-kuburan lain yang tampak sama tidak terawatnya. Rumput-rumput liar tumbuh menyemak, guguran daun-daun kering terserak, sebagian di antaranya mengotori makam simbol pejuang hak- hak buruh Indonesia itu. (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/02/JATIM/290706.htm)

Jumat 26 Juni 2009, Megawati melakukan ziarah ke makam Marsinah, sebagai rangkaian jadwal perjalanan kampanye calon presiden keliling Pulau Jawa sekaligus ingin memberikan penghormatan kepada pehlawan buruh tersebut. (http://berita.liputan6.com/politik/200906/234931/Megawati.Tahlilan.di.Makam.Marsinah)

"Beliau datang ke makam, sebagai bentuk keprihatinan dan sebagai wujud penghormatan kepada Marsinah," kata Ketua Tim Pemenangan Pemilu Kabupaten Nganjuk, Bambang Trisnanto.
Ia mengemukakan kunjungan ke makam Marsinah tersebut merupakan rangkaian kampanye yang dilakukan dalam pemilu presiden, sekaligus menjadi rangkaian dari kampanye yang dilakukan di Jawa Timur. (http://pemilu.antara.co.id/view/?tl=capres-megawati-nyekar-ke-makam-marsinah&id=1246005228)

Kita semua mahfum apa yang dilakukan Megawati tersebut sebagai capres yang sedang melaksanakan kegiatan kampanye, terlebih apabila dikaitkan dengan image sebagai pejuang nasib "wong cilik". Meskipun terdapat statement bahwa kegiatan "nyekar" Mbak Mega semata-mata merupakan bentuk representasi hormat beliau kepada Marsinah, sulit dipungkiri bahwa kegiatan tersebut mempunyai makna lain karena dilakukan pada masa kampanye, dimana semua capres berlomba-lomba menarik simpati masyarakat. Atau minimal sasaran yang hendak dicapai adalah untuk memelihara image sebagai capres yang dekat dangan kalangan buruh ataupun "wong cilik".

Ada satu hal yang menggelitik dalam benak, coba kalo Mbak Mega juga menyempatkan ziarah ke makam Marsinah pada waktu may day atau hari buruh kemarin. Meskipun semua tahu bahwa beliau adalah pemimpin Parpol yang hendak mencalonkan diri sebagai Presiden (lagi), persepsi masyarakat terhadap kunjungan yang dilakukan mungkin tidak begitu kental dengan nuansa politik. Bukan tidak mungkin akan memperkokoh kesan sebagai pejuang nasib buruh dan "wong cilik".

Enam belas tahun telah berlalu. Terlepas dari apakah ziarah tersebut mempunyai korelasi positif terhadap persepsi publik kepada Megawati yang berujung pada peningkatan simpati, satu hal yang pasti bahwa daya tarik Marsinah sang Pejuang Nasib Buruh sampai sekarang tak akan lekang oleh waktu.

Hanya satu kalimat yang membuat saya termenung, yang keluar dari bibir seorang Marsini (40) bibi dari Marsinah, "Kalau sedang ingat Mbak Marsinah, ya, begitu. Ceritanya banyak, tapi loncat-loncat. Maklum ibu sudah tua. Ibu juga ingin tahu siapa sebenarnya yang membunuh Marsinah. Sejak dua tahun terakhir ini juga tidak ada lagi yang datang berkunjung".

Sumber : dino pamungkas http://politikana.com/baca/2009/06/27/marsinah-daya-tarik-yang-tak-lekang-oleh-waktu.html

Sabtu, 27 Jun '09 15:24
READ MORE - Marsinah, Daya Tarik Yang Tak Lekang Oleh Waktu

Marsinah, Tragedi Seorang Buruh Perempuan1

Hutan Wilangan, Nganjuk tanggal 9 Mei 1993. Awalnya adalah anak-anak yang bermain. Mengira bahwa kaki yang menjulur pada sebuah gubuk kelompok tani adalah milik orang gila yang biasa tidur di situ. Mereka menggoda sambil melempari dengan kerikil. Setelah berkali-kali dilempari dan tak ada reaksi, mereka pun mendekat. Alangkah terkejutnya ketika mereka mendapati bahwa kaki yang menjulur itu adalah kaki seorang mayat perempuan.

Mayat tersebut tergeletak dalam posisi terlentang. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangan tangannya lecet-lecet, diduga akibat diseret dalam tangan terikat. Tulang panggulnya hancur karena pukulan benda keras berkali-kali. Dari sela-sela pahanya ada bercak-bercak darah, diduga akibat penganiayaan dengan benda tumpul. Pada bagian yang sama menempel kain putih berlumuran darah. Mayatnya ditemukan dalam keadaan lemas.

Hanya, dan hanya, secarik potongan resi wesel sudah cukup untuk memberi petunjuk bagi aparat kepolisian untuk menelusuri kejelasan identitas mayat tersebut. Ia adalah Marsinah, seorang buruh pabrik yang pada beberapa waktu lalu terlibat aksi mogok. Tapi apakah darah dan bekas-bekas penganiayaan yang meluluhlantakan tubuh Marsinah juga akan cukup memberi petunjuk siapa tokoh penganiayaan dan kepentingan-kepentingan apa yang ada dibalik penganiayaan tersebut di kemudian hari?

Pengetahuan Mengubah Nasib

Marsinah lahir tanggal 10 April 1969. Anak nomor dua dari tiga bersaudara ini merupakan buah kasih antara Sumini dan Mastin. Sejak usia tiga tahun, Marsinah telah ditinggal mati oleh ibunya. Bayi Marsinah kemudian diasuh oleh neneknya—Pu’irah—yang tinggal bersama bibinya—Sini—di desa Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur.

Pendidikan dasar ditempuhnya di SD Karangasem 189, Kecamatan Gondang. Sedang pendidikan menengahnya di SMPN 5 Nganjuk. Sedari kecil, gadis berkulit sawo matang itu berusaha mandiri. Menyadari nenek dan bibinya kesulitan mencari kebutuhan sehari-hari, ia berusaha memanfaatkan waktu luang untuk mencari penghasilan dengan berjualan makanan kecil.

Di lingkungan keluarganya, ia dikenal anak rajin. Jika tidak ada kegiatan sekolah, ia biasa membantu bibinya memasak di dapur. Sepulang dari sekolah, ia biasa mengantar makanan untuk pamannya di sawah. “Dia sering mengirim bontotan ke sawah untuk saya. Kalau panas atau hujan, biasanya anak itu memakai payung dari pelepah pisang,” kenang Suradji, pamannya Marsinah sambil menerawang. Berbeda dengan teman sebayanya yang lebih suka bermain-main, ia mengisi waktu dengan kegiatan belajar dan membaca. Kalaupun keluar, paling-paling dia hanya pergi untuk menyaksikan siaran berita televisi.

Ketika menjalani masa sekolah menengah atas, Marsinah mulai mandiri dengan mondok di kota Nganjuk. Selama menjadi murid SMA Muhammadiyah, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas. Semangat belajarnya tinggi dan ia selalu mengukir prestasi dengan peringkat juara kelas. Jalan hidupnya menjadi lain, ketika ia terpaksa harus menerima kenyataan bahwa ia tidak punya cukup biaya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Marsinah ingin sekolah di IKIP. Tapi saat itu tidak memiliki biaya.

Pergi meninggalkan desa adalah sebuah langkah hidup yang sulit terelakan. Kesempatan kerja di pedesaan semakin sempit. Kerja sebagai buruh tani makin kecil peluangnya. Sekarang ani-ani—alat tradisional penuai padi—sudah berganti dengan sabit yang lebih efisien dan tidak memerlukan jumlah tenaga kerja sebanyak sebelumnya. Perkembangan teknologi semakin menyingkirkan para buruh tani. Tidak mengherankan, bau keringat bercampur tanah sawah sudah tidak lagi memenuhi udara pedesaan. Lenguhan sapi yang kelelahan membajak tanah semakin jarang terdengar. Ia telah disingkirkan oleh deru mesin traktor.

Ujungnya adalah tidak ada pilihan lagi selain pergi ke kota. Maka ia berusaha mengirimkan sejumnlah lamaran ke berbagai perusahaan di Surabaya, Mojokerto, dan gresik. Akhirnya ia diterima di pabrik sepatu BATA di Surabaya tahun 1989. setahun kemudian ia pindah ke pabrik arloji Empat Putra Surya di Rungkut Industri, sebelum akhirnya ia pindah mengikuti perusahaan tersebut yang membuka cabang di Siring, Porong, Sidoarjo. Marsinah adalah generasi pertama dari keluarganya yang menjadi buruh pabrik.

Kegagalan meneruskan ke perguruan tinggi bukannya membuat semangat belajarnya padam. Marsinah berkeyakinan bahwa pengetahuan itu mampu mengubah nasib seseorang. Karena itu, untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, Marsinah mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris di Dian Institut, Sidoarjo. Kursus komputer dengan paket Lotus dan Word Processor sempat dirampungkan beberapa waktu sebelum ia meninggal. Semangat belajar yang tinggi juga tampak dari kebiasaannya menghimpun rupa-rupa informasi. Ia suka mendengarkan warta berita, baik lewat radio maupun televisi. Minat bacanya juga tinggi. Saking senangnya membaca, ia terpaksa memakai kacamata. Pada waktu-waktu luang, ia seringkali membuat kliping koran. Malahan untuk kegiatan yang satu ini ia bersedia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli koran dan majalah bekas, meskipun sebenarnya penghasilannya pas-pasan untuk menutup biaya hidup.

Marsinah dikenal sebagai seorang pendiam, lugu, ramah, supel, tingan tangan dan setia kawan. Ia sering dimintai nasihat mengenai berbagai persoalan yang dihadapi kawan-kawannya. Kalau ada kawan yang sakit, ia selalu menyempatkan diri untuk menjenguk. Selain itu ia seringkali membantu kawan-kawannya yang diperlakukan tidak adil oleh atasan. Ia juga dikenal sebagai seorang pemberani.

Paling tidak dua sifat yang terakhir disebut—pemberani dan setia kawan—inilah yang membekalinya menjadi pelopor perjuangan. Pada pertengahan April 1993, para buruh PT. CPS (Catur Putra Surya)—pabrik tempat kerja Marsinah—resah karena ada kabar kenaikan upah menurut Sudar Edaran Gubernur Jawa Timur. Dalam surat itu termuat himbauan pada para pengusaha untuk menaikkan upah buruh sebesar 20% dari upah pokok. Pada minggu-minggu tersebut, Pengurus PUK-SPSI PT. CPS mengadakan pertemuan di setiap bagian untuk membicarakan kenaikan upah sesuai dengan himbauan dalam Surat Edaran Gubernur.

Keresahan tersebut akhirnya berbuah perjuangan. Pada tanggal 3 Mei 1993 seluruh buruh PT. CPS tidak masuk kerja, kecuali staf dan para Kepala Bagian. Sebagian buruh bergerombol dan mengajak teman-teman mereka untuk tidak masuk kerja. Hari itu juga, Marsinah pergi ke kantor Depnaker Surabaya untukmencari data tentang daftar upah pokok minimum regional. Data inilah yang ingin Marsinah perlihatkan kepada pihak pengusaha sebagai penguat tuntutan pekerja yang hendak mogok.

Tanggal 4 Mei 1993 pukul 07.00 para buruh PT. CPS melakukan unjuk rasa dengan mengajukan 12 tuntutan. Seluruh buruh dari ketiga shift serentak masuk pagi dan mereka bersama-sama memaksa untuk diperbolehkan masuk ke dalam pabrik. Satpam yang menjaga pabrik menghalang-halangi para buruh shift II dan shift III. Tidak ketinggalan, para satpam juga mengibas-ibaskan tongkat pemukul serta merobek poster dan spanduk para pengunjuk rasa sambil meneriakan tuduhan PKI kepada para pengunjuk rasa.

Bangkitnya Keberanian

Suasana kota yang penuh dengan persaingan telah membuat setiap orang yang tinggal didalamnya untuk menjadi keras. Apalagi kehidupan buruh-buruh di pabrik yang setiap hari dikejar-kejar target produksi yang telah ditetapkan sepihak oleh pengusaha. Maka menjadi tidak mengherankan bahwa Marsinah, gadis desa yang lugu, lalu tidak canggung berdiri di barisan terdepan pengunjuk rasa. Sebuah keberanian telah menggusur kepasrahan pada nasib!

Semakin merebak jumlah aksi pemogokan di berbagai kota industri menjadi bukti ketidakpuasan. Pabrik, gedung Dewan Perwakilan Rakyat, instansi-instansi pemerintah yang berurusan dengan masalah perburuhan, dan jalanan-jalanan kota menjadi panggung yang mementaskan keresahan kaum buruh yang tak kunjung terhenti. Menurut berita, di Jawa Timur tercatat 155 pemogokan yang semuanya dihadapi tentara.

Aparat dari koramil dan kepolisian sudah berjaga-jaga di perusahaan sebelum aksi berlangsung. Marsinah sempat berujar kepada salah seorang aparat keamanan, Ya sudah, kalau teman-teman tidak diperbolehkan masuk, keamanan saya serahkan kepada bapak, kami sekarang hendak berunding dengan pengusaha!

Perundingan berjalan dengan hangat. Dalam perundingan tersebut, sebagaimana dituturkan kawan-kawannya. Marsinah tampak bersemangat menyuarakan tuntutan. Dialah satu-satunya perwakilan dari buruh yang tidak mau mengurangi tuntutan. Khususnya tentang tunjangan tetap yang belum dibayarkan pengusaha dan upah minimum sebesar Rp. 2.250,- per hari sesuai dengan kepmen 50/1992 tentang Upah Minimum Regional. Setelah perundingan yang melelahkan tercapailah kesepakatan bersama.

Berakhirkah pertentangan antara buruh dengan pengusaha? Ternyata tidak! Tanggal 5 Mei 1993, 13 buruh dipanggil kodim Sidoarjo. Pemanggilan itu diterangkan dalam surat dari kelurahan Siring. Tanpa babibu, tentara mendesak agar ke-13 buruh itu menandatangani surat PHK. Para buruh terpaksa menerima PHK karena tekanan fisik dan psikologis yang bertubi-tubi. Dua hari kemudian menyusul 8 buruh di-PHK di tempat yang sama. Sungguh! Hukum menjadi kehilangan gigi ketika senapan tentara ikut bermain.

Marsinah sadar betul bahwa peristiwa yang menimpa kawan-kawannya adalah suatu keniscayaan di negeri milik pengusaha ini. Dari kliping-kliping surat kabar yang diguntingnya, dari keluhan-keluhan kawan-kawannya se pabrik, dari kemarahan-kemarahan yang teriakkan, dan dari apa yang ia lihat dengan mata kepala sendiri, semuanya memberinya pengetahuan tentang ketidakberesan yang melanda segala lapisan dalam masyarakat kita.

Kemarahan Marsinah meledak saat mengetahui perlakuan tentara kepada kawan-kawannya. Dengan gundah ia raih surat panggilan kodim milik salah seorang kawannya, lantas pergi. Kemana perginya Marsinah? Tidak ada yang tahu. Yang pasti, Marsinah tidak lagi terlihat di pabrik tempat ia bekerja sejak saat itu.

Awal Kebangkitan

Marsinah telah mati. Mayatnya ditemukan di gubuk petani dekat hutan Wilangan, Nganjuk tanggal 9 Mei 1993. Ia yang tidak lagi bernyawa ditemukan tergeletak dalam posisi melintang. Sekujur tubuhnya penuh luka memar bekas pukulan benda keras. Kedua pergelangannya lecet-lecet, mungkin karena diseret dalam keadaan terikat. Tulang panggulnya hancur karena pukulan benda keras berkali-kali. Di sela-sela pahanya ada bercak-bercak darah, diduga karena penganiayaan dengan benda tumpul. Pada bagian yang sama menempel kain putih yang berlumuran darah. Mayatnya ditemukan dalam keadaan lemas, mengenaskan.

Marsinah adalah sosok perjuangan yang telah dihancurkan oleh sebuah ketakutan dan kecurigaan. Tapi kita tidak bisa mengingkari bahwa jiwanya tidak bisa dipenjara. Jiwanya akan membumbung tinggi untuk berubah menjadi lidah-lidah api yang akan menghanguskan segala bentuk ketidakadilan.

Anak-anak desa yang menemukan Marsinah, dan kita, menjadi saksi. Sekarang atau esok, anak-anak itu dan kita akan terus bersaksi dan bercerita tentang ketidakadilan, tentang gugurnya seorang buruh pejuang, tentang buruh perempuan yang tidak ragu untuk kehilangan nyawanya demi keyakinannya tentang kebenaran.***

Sumber : Front Perjuangan Rakyat
http://www.ictwomen.com/article/3/tahun/2009/bulan/05/tanggal/01/id/1158
READ MORE - Marsinah, Tragedi Seorang Buruh Perempuan

KASUS MARSINAH0

Awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur mengeluarkan surat edaran yang berisi himbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20% gaji pokok. Himbauan tersebut tentunya disambut dengan senang hati oleh karyawan, namun di sisi pengusaha berarti tambahannya beban pengeluaran perusahaan. Pada pertengahan April 1993, Karyawan PT. Catur Putera Surya (PT. CPS) Porong membahas Surat Edaran tersebut dengan resah. Akhirnya, karyawan PT. CPS memutuskan untuk unjuk rasa tanggal 3 dan 4 Mei 1993.

Sebelum diketemukan mayatnya tanggal 9 Mei 2002 di Dusun Jegong Kec. Wilangan Nganjuk, Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera Perkasa yang aktif dalam aksi unjuk rasa tersebut. Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain; terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo, Marsinah adalah salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan. Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan. Namun mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 9 Mei 2002.

Penemuan mayat Marsinah, telah menimbulkan tanda tanya besar apakah kematiannya terkait dengan unjuk rasa di PT. CPS atau sekedar pembunuhan biasa. Oleh karenanya, pada tanggal 30 September 1993 telah dibentuk Tim Terpadu Bakorstanasda Jatim untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus pembunuhan Marsinah. Sebagai penanggung jawab Tim Terpadu adalah Kapolda Jatim dengan Dan Satgas Kadit Reserse Polda Jatim dan beranggotakan penyidik/penyelidik Polda Jatim serta Den Intel Brawijaya.

Tim Terpadu telah menangkap dan memeriksa 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Marsinah. Salah seorang dari 10 orang yang diduga terlibat pembunuhan tersebut adalah Anggota TNI. Dalam persidangan sampai dengan tingkat kasasi, Mahkamah Agung Republik Indonesia membebaskan para terdakwa dari segala dakwaan (bebas murni). Putusan Mahkamah Agung RI tersebut, setidaknya telah menimbulkan ketidakpuasan sejumlah pihak sehingga muncul tuduhan bahwa penyelidikan kasus ini adalah "direkayasa"

Keterlibatan pihak Kodim Sidoarjo dalam penanganan unjuk rasa di PT. CPS dirasakan telah melampau wewenang sebagai aparat teritorial sehingga menyulut berkembangnya berbagai issue yang langsung ataupun tidak langsung telah menimbulkan sorotan masyarakat bahwa "ada keterkaitan aparat teritorial dam kasus pembunuhan Marsinah".

Kasus Pembunuhan Marsinah sampai saat ini belum pernah tuntas penyelidikannya, pelakunya masih bebas berkeliaran menghirup udara segar tanpa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hukuman terhadap pelakunya memang tidak mungkin menghidupkan kembali Marsinah, tetapi dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap hukum.

KETERLIBATAN KOMNAS HAM DALAM UPAYA MENGUNGKAP KASUS PEMBUNUHAN MARSINAH

Setelah terjadinya kasus pembunuhan terhadap marsinah, Komnas HAM telah menerima berbagai laporan dan pengaduan. Oleh karenanya, sejak awal Komnas HAM terlibat aktif dalam upaya pengungkapan kasus pembunuhan Marsinah. Tercatat pada tahun 1994, Ketua Komnas HAM saat itu, Bapak Ali Said, telah mengeluarkan Surat Perintah Nomor 10/TUA/III/94. Surat Perintah itu diberikan kepada Ali Said, SH, Marzuki Darusman,SH, Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH, Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, SH, Drs. Bambang W. Soeharto, Prof. Dr. Muladi, SH, Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH, Prof. Dr. Soetandyo Wignyosoebroto, MPA, Clementino Dos Reis Amaral, H.R. Djoko Soegianto, SH dan Soegiri, SH selaku Tim Pencari Fakta. Tim Pencari Fakta diperintahkan untuk segera ke Surabaya dan tempat-tempat lain yang diperlukan guna mengadakan pengecekan dan sekaligus berusaha untuk mengetahui siapa-siapa yang sebenarnya terlibat dalam kasus pembunuhan Marsinah.

Selanjutnya pada tanggal 16 Juli 1999, Tim Komnas HAM yang terdiri dari Koesparmono Irsan, Soegiri, PL. Tobing dan Sriyana bersama-sama pejabat dari Departemen Tenaga Kerja kembali melakukan kunjungan dinas ke Surabaya dengan tujuan untuk berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait di Jawa Timur dalam upaya pengungkapan kasus pembunuhan terhadap Marsinah. Kunjungan kerja ini merupakan perwujudan saran Menteri Kehakiman agar dibentuk Tim Khusus yang terdiri dari Departemen Tenaga Kerja dan Komnas Ham untuk menyelesaikan kasus Marsinah. Selain itu, Komnas HAM secara aktif telah meminta Polda Jawa Timur maupun Pomdam Jawa Timur untuk menindaklanjuti hasil temuan Polda serta menyarankan pembentukan Tim gabungan yang terdiri dari Polri, Pomdam dan kejaksaan.

Awal bulan Mei 2002, sidang pleno Komnas HAM telah memutuskan akan membuka kembali kasus Marsinah, seorang buruh PT.Catur Putra Surya di Surabaya yang dibunuh oleh sekelompok orang tak dikenal. Alasan Komnas HAM membuka kembali kasus ini adalah telah ditemukannya bukti-bukti baru yang sebelumnya tidak muncul. Oleh karena itu tanggal 20 Mei 2002 kemarin Komnas HAM telah mengirim Tim Penyelidiknya ke Surabaya yang dipimpin oleh Bambang W. Soeharto didampingi oleh Samsudin dan Nur Anwar untuk melakukan penyelidikan lanjutan.

http://www.buruhindonesia.com/index.php?open=artikel_lengkap.php&id=116
Sumber: Komnas HAM
Tanggal Publikasi: 06/03/07
READ MORE - KASUS MARSINAH

   Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net   Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net  


     

     

  

CommunitY

  ©DESIGNED BY DALVINDO ORLANDO