Selamat Datang Sobat NKRI »
Terima kasih atas kunjungan anda. Silahkan periksa banner dan link sobat...!!
Klik di sini untuk melihatnya

Selasa, 24 Maret 2009

Titik Aman Dunia Kerja

Mungkin bagi sebagian orang, mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar serta fasilitas lengkap adalah suatu kebanggaan dan mempunyai nilai tersendiri. Apalagi bila sudah dapat membeli/membangun rumah besar lengkap dengan segala fasilitas dan isinya adalah impian bagi semua pekerja. Keadaan ini juga biasa diartikan sebagi titik aman. Tetapi apabila pekiran itu diarahkan selangkah lebih maju, yaitu bagaimana cara mempertahankan pola hidup dan prilaku sosial setelah pekerjaan tersebut berlalu, entah karena usia pensiun, dipecat atau perusahaan tempat bekerj harus tutup. Belum lagi bila hal tak diinginkan dan tak terduga harus dialami seperti musibah bencana alam, atau menderita sakit yang membutuhkan perawatan dalam waktu jangka panjang. Bersukur bila perusahaan masih berbaik untuk memberi tunjangan berobat sebesar yang diperlukan. Inilah titik balik yang harus dipkirkan sebelum masa itu tiba, walau sebenarnya kita tetap berdoa agar hal semacam itu tidak terjadi pada siapa pun.

Hidup terkadang dibuai, seolah apa yang dimiliki adalah sesuatu yang mutlak, Terkadang baru sadar setelah titik balik merubah segalanya dengan memaksa harus menerima kenyataan pahit apalagi bila sampai timbul penyesalan. Kita semua berharap dan berdoa agar tidak terjadi pada siapa saja. Namun tak salah berdoa, hendaknya dibarengi dengan upaya yang mengarah pada sistim preventif atau sikap jaga-jaga. Salah satunya adalah dengan mengenal yang namanya investasi, entah dengan menanam modal didalam perusahaan, atau menelusuri seluk beluk bursa saham. Atau yang lebih sederhana lagi adalah dengan membeli polis berbagai produk asuransi seperti asuransi perawatan kesehatan, asuransi perlindungan, dan asuransi jaminan hari tua. Selain itu ada juga pilihan lain dengan melibatkan diri dengan berbagai bisnis seperti membuka toko serba ada, menyediakan jasa layanan ke perusahaan bekas tempat kerja, membuka warung makan, bengkel otomotif, service electronik/komputer, bisnis oline dan lain-lain, yang penting sesuaikan bidang keahlian atau bakat yang dimiliki.

Selain hal diatas, ada juga hal yang tak kalah penting yang harus di pikirkan yaitu bagaimana cara menciptakan penghasilan walau sudah tidak bekerja lagi. Dalam istilah populer penghasilan tersebut biasa disebut sebagai penghasilan pasif/passif income. Karena model penghasilan penghasilan ini sudah terbukti membuat banyak orang yang merasakan manfaat yang luar biasa. Hanya saja tidak semua orang memahami tentang hal tersebut karena memang tidak diajarkan disekolah. Passif income tersebut dapat dicapai dengan bergabung pada perusahaan yang memiliki sistim seperti MLM (Multi Level Marketing), DM (Direct marketing) dan Viral Marketing. Ketiga sistim ini mempunyai metode yang berbeda namun yang paling bagus adalah sistim direct marketing. Karena sistim ini tidak hanya memberi keuntungan bagi anggota di atas saja, namun merata sampai garis paling bawah. Selengkapnya akan dibahas pada artikel lainnya.

Untuk mencapai suatu tujuan seperti yang katakan diatas, tentu tidak dapat diperolah dengan gampang. Karena sangat sulit untuk mengenal dan menangkap sebuah peluang, apalagi jika tidak dibarengi dengan keterampilan finansial yang memadai dan harus mengubur setiap kesempatan dengan menerima keraguan dan mengijinkan setiap kegagalan dengan mencari alasan untuk membenarkannya. Inilah faktor kunci yang dapat menjawab kenyataan kenapa pada setiap 100 orang hanya 1 orang yang benar-benar sukses dan mapan. Selebihnya yaitu 82 orang diantaranya gagal dan tidak pernah bangkit lagi, 8 orang meninggal dunia, dan 9 orang lainnya mengabdikan hidupnya dengan bekerja untuk menutupi kebutuhan hadupnya. Angka ini bukanlah hasil penelitian ilmiah, tetapi merupakan temuan dari pengamatan yang dilakukan oleh pemerhati dibidang motivasi. Persentasenya tidak sama persis namun pada umumnya berada pada tingkat jajaran yang setara. Selain keraguan, sifat waspada dan hati-hati tidak selamanya memberi dampak positif bagi kehidupan. terutama bila dilihat dari sudut pandang bisnis. Karena sikap tersebut hanya akan memakan waktu untuk berpikir sementara kesempatan terus berlalu tanpa mengenal waktu dan sudah pasti jarang datang untuk kedua kalinya.

Sementara waktu berlalu, pimikiran seperti diatas jarang atau bahkan tidak pernah diajarkan oleh dunia kerja. selain itu pekerja sendiri jarang atau malah tidak pernah memikirkan hal tersebut. Inilah yang menjadi salah satu faktor penghambat bagi pertumbuhan kualitasnya. Sehingga setelah memasuki masa pensiun akan terpaksa kembali pada pola hidup minimal atau boleh dikatakan sangat memprihatinkan. Tanpa bermaksud untuk mengingkari bahwa dunia kerja telah banyak menyangga kehidupan sosial masyarakat indonesia saat ini.Tetapi barangkali itulah sebab yang melahirkan istilah "pahlawan devisa" bagi TKI dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu penyedia tenaga kerja kasar "kuli" terbesar didunia.Sebuah kenyataan yang sangat ironi, satu sisi kita dan orang luar mengakui bahwa indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam, namun disisi lain kita tidak pernah menjadi tuan rumah dinegeri sendiri. Cobalah buktikan pada setiap perusahaan besar, apalagi perusahaan PMA, saya tidak menyebut bahwa kita bodoh, tapi memang orang asing-lah yang tetap menjadi tuan rumahnya. Menajdi tuan rumah dinegeri sendiri adalah sebuah impian yang tidak akan pernah menjadi kenyataan, bila tidak dibarengi dengan sikap dan pola pikir yang cerdas oleh kita sendiri. Fakta membuktikan bahwa kemajuan yang dicapai tidak seberapa bila dibandingkan dengan kemajuan yang raih oleh tenaga kerja dari negara lain.Selain kalah dari segi kualitas ekonomis juga tertinggal dari segi ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Untuk itu melalui tulisan ini saya mengajak anda semua, mari berpikir dan bila perlu lupakan titik aman dunia kerja. Tak ada istilah terlambat bila perubahan menjadi sebuah tujuan. Bangkitkan semangat jangan pernah berhenti berusaha walau harus melakukan kesalahan berulang kali. karena dari setiap kesalahan akan lahir sebuah kebenaran sesuai dengan yang sudah direncanakan. Ambil contoh sebuah tendangan cantik yang memasukkan sebuah gol dalam satu pertandingan sepak bola. Itu adalah titik akhir sebuah kesalahan yang berulang kali terjadi pada setiap sesi latihan. Sukese Tenaga Kerja Indonesia, Jaya Bangsa Kita.

1 komentar:

rusakparah 7 April 2009 pukul 23.55  

Inspiratif banget, setidaknya bisa dijadiin pelecut untuk aktif di dunia pasif income.

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda disini!

   Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net   Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net  


     

     

  

CommunitY

  ©DESIGNED BY DALVINDO ORLANDO